MENJADI ROLE MODEL

Link
Oleh: Kevin Stefanus

Saya harap ketika membaca judul pembahasan hari ini, Anda tidak langsung mengaitkannya dengan menjadi model yang berlenggak-lenggok di catwalk. Bukan itu yang akan kita bahas. Kita akan berbicara tentang menjadi model dalam arti menjadi teladan bagi sesama. Sesuatu yang sudah langka di dalam kekristenan saat ini. Kita berbicara tentang menjadi garam dan terang bagi dunia, menjadi saksi bagi dunia. Pertanyaannya, sudahkah kita menjadi saksi bagi sesama?

Paulus berkata, bahwa hidup kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca semua orang (2 Korintus 3:2-3). Garis bawahi frasa ‘semua orang’ pada ayat tadi. Itu berarti orang percaya dan tidak percaya. Pertanyaannya, saat orang ‘membaca’ hidup kita, apakah yang akan mereka temukan? Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus berbicara tentang keadaan manusia di akhir zaman. Coba baca dan renungkan 2 Timotius 3:1-5. Mari kita cek diri kita masing-masing, apakah kita termasuk dalam golongan seperti yang Paulus katakan?
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yohanes 13:15)

Inilah persoalan kita hari ini. Kita kehilangan model. Hari-hari ini banyak gereja lebih dipenuhi dengan program, bukan murid. Harusnya fokus pada pemuridan, bukan hanya memperindah gedung atau melengkapi sarananya. Untuk bisa memuridkan kita butuh banyak model. Bagaimana bisa kita berkata ‘muridkan orang-orang’ tetapi kita tidak mempunyai orang-orang yang mau menjadi guru dalam arti sebagai model dalam teladan.

Menjadi model juga adalah sebuah pelayanan. Anak-anak muda dan remaja membutuhkan figur dan model yang bisa mereka teladani di tengah proses mereka dalam menemukan jati diri. Mereka tidak akan tertarik dengan orang yang hanya pandai bicara tapi tidak menunjukkan teladan hidup. Kita sudah muak dengan contoh orang-orang yang tidak dapat diteladani di negeri ini; pejabat yang korup, politisi yang menghalalkan segala cara, agamawan yang tamak, artis yang hidupnya berantakan. Mereka perlu melihat ada orang yang bisa diteladani, dan jika mereka melihatnya, mereka akan menghormati otoritas yang Tuhan berikan kepada setiap model-model yang Tuhan pakai.

Pemberontakan anak muda terjadi karena mereka membenci kemunafikan, orang-orang yang mengajarkan tanpa melakukan apa yang dia ajarkan. Bicara murid berarti bicara tentang orang yang belajar untuk mengikuti teladan orang lain. Murid-murid Yesus mengikuti teladan Yesus. Inilah salah satu yang menjadi kekurangan gereja saat ini. Kurang sekali anak-anak muda yang mau bangkit dan berkomitmen untuk memuridkan generasi di bawahnya. Anda hanya butuh komitmen untuk menjadi berbeda dengan dunia dan mengajak adik-adik rohani kita mengikuti teladan kita. Memang sebagai manusia yang masih memakai tubuh daging ini, kita tidaklah sempurna. Saya pun tidak mengatakan kita harus menjadi sempurna dulu baru bisa memuridkan. Tetapi setiap kita pasti pernah dibentuk Tuhan dalam satu area khusus, kenapa tidak kita tonjolkan hal itu dan menjadi model di area itu? Tidak ada orang yang sempurna yang bisa menjadi model di semua aspek kehidupan. Tetapi minimal kita bisa menginspirasi orang-orang yang kita temui setiap harinya.

Saya harap setelah membaca artikel ini, kita tidak akan ada lagi yang beralasan untuk tidak menjadi model. Kita sedang dalam keadaan darurat. Kita kekurangan anak-anak muda yang punya hati seorang murid dan mau belajar untuk mengimpartasikan kepada orang lain apa yang ia pelajari. Jangan biarkan generasi di bawah kita mencari model yang salah dari komunitas yang salah. Mari saya ajak kita semua bangkit, berkomitmen menjadi model. Bukan supaya kita dikenal sebagai orang yang baik dan keren, tapi benar dalam TUHAN demi generasi-generasi selanjutnya, demi kelangsungan gereja. Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Check Also

Artikel Youth

PI PANGKALAN BUN BERSAMA LINK

Oleh: Kevin Eldiwan Segala puji syukur kami naikkan kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus atas …