Menciptakan Kelas yang Kreatif

Audie Heman,S.Psi

16 Februari 2019

Dalam Pelatihan Guru Sekolah Minggu (PGSM) kali ini dibagi dalam 2 sesi:  

Sesi A.  Manajemen Kelas

Tujuan Manajemen Kelas adalah mewujudkan kondisi kelas yang memungkinkan proses mengajar dapat berjalan dengan efektif seperti seharusnya.  Dalam mengajar,  yang harus diingat oleh para guru adalah anak-anak bukanlah manusia dalam bentuk mini,  tetapi mereka  adalah manusia yang khusus yang memerlukan pembentukan dan perlakuan tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. 

Faktor yang mempengaruhi Manajemen Kelas :

A.  Faktor Sosio Emosional,  meliputi : 1). Karakter pengajar, 2). Gaya mengajar, 3). Sikap pengajar, 4). Situasi dan kondisi peserta didik

B. Faktor Fisik Fisiologis, meliputi: 1). Kondisi kelas, 2). Sirkulasi udara dan pencahayaan ruangan, 3). Formasi tempat duduk, 4). Fasilitas yang tersedia dan alat peraga. 

Yang perlu diingat oleh Pembina sekolah minggu adalah :

1. Kebutuhan dasar anak yang mencakup kasih sayang,  rasa aman,  penerimaan/pengakuan, kebebasan sesuai porsinya

2. Prinsip pembentukan pada anak,  yaitu pengarahan,  dan terpenting adalah keteladanan. 

Agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik,  maka diperlukan :

1. Kurikukum lengkap dan menyeluruh berdasarkan Alkitab

2. Metode mengajar disesuaikan dengan usia dan situasi kondisi di lapangan

3. Object lesson sebagai media pembelajaran

4. Menyusun menu PBM dalam suatu pertemuan ibadah

5. Melakukan evaluasi PBM

Suatu Ibadah Anak dapat dikatakan lengkap dan menyeluruh jika mencakup :

1. Mengajarkan gambaran yang benar tentang Allah (sifat, karya, hukum Allah dan Rencana Allah) 

2. Mengajarkan pemahaman yang benar tentang manusia (penciptaan,  manusia perlu Yesus untuk diselamatkan,  kuasa Roh Kudus untuk manusia baru) 

3. Konsep bahwa alam semesta diciptakan Allah

4. Menyajikan suatu bentuk ibadah yang utuh,  menarik dan kreatif,  mencakup :

Praise & Worship yang dinamis dan firman Tuhan yang disajikan beragam variasi, misalnya: metode khotbah, tanya jawab, diskusi / mentoring, drama / role play, story telling, observasi ke lapangan, apapun yang menarik dan tetap sesuai Alkitab. 

Hasil penelitian psikologi memaparkan bahwa anak sebagai manusia akan mudah mengingat sesuatu sebanyak 60% melalui melihat dibanding 10% jika melalui mendengar.

Jenis object lesson berdasarkan sumbernya: Alkitab, Audio Visual, misalnya klip youtube, Alam sekitar: benda hidup dan benda tak hidup, Aku (peserta didik), misalnya simulasi suatu kejadian.

Jenis object lesson berdasarkan bentuknya:

1. 1 dimensi, contoh : bayangan,  cahaya, tulisan,  pantulan gambar

2. 2 dimensi, contohnya : awan,  angin,  asap,  api

3. 3 dimensi, contohnya : manusia,  hewan,  benda

Sesi B. Out of the box, keluar dari zona nyaman dan metode sebelumnya

Tantangan dalam menjadi guru sekolah minggu adalah Guru selalu dituntut untuk selalu menciptakan kelas yang dinamis, walaupun kondisi kelas atau fasilitas tidak memadai, sebagai guru sebaiknya selalu mempunyai kreatifitas untuk mengatasi semua keterbatasan karena adanya keinginan atas perasaan tidak puas dan tidak nyaman yang berorientasi pada hasil yang maksimal

Kreativitas muncul dari keyakinan untuk merealisasikan  ide pada kenyataan (I Timotius 4:6), Tuhan kita adalah Tuhan yang kreatif, sehingga Tuhan juga mau agar kita menggunakan kreativitas kita sesuai dengan ‘track” yang Dia kehendaki.

Anak-anak yang Tuhan percayakan untuk kita didik adalah unik, oleh sebab itu tidak ada suatu metode pun yang bersifat abadi. Oleh sebab itu, jika kita menemui kendala dalam mengajar, tentulah kita harus mengandalkan Tuhan agar Tuhan memberikan kita hikmat bagaimana mengatasi situasi tersebut, dan jika sudah berhasil dengan suatu cara, kita jangan berpuas diri dengan apa yang kita lakukan, karena anak-anak yang kita layani juga berubah, berkembang sesuai dengan jaman dan perkembangannya.

Jadi kita harus selalu siap untuk melakukan suatu yang baru out of the box sehingga akan terus berkembang skill, pemampuan dan pengenalan kita akan anak didik kita.

Komponen Mentalitas yang kreatif : masuk dari sudut pandang/sisi lain, memberi nilai tambah, memberi sentuhan/warna baru, orientasi pada temuan baru, mengangkat manfaat dan goal yang berbeda, keluar dari kebiasaan, perhatian pada kedetailan, penajaman karunia rohani, pelipat gandaan produktivitas.

Demikian ringkasan materi yang disampaikan pada PGSM yang lalu, kiranya dapat menjadikan setiap guru di lingkungan GBI Pasirkoja menjadi guru yang menjawab kebutuhan setiap anak didiknya untuk membawa mereka menjadi anak-anak yang bertumbuh dalam kerohanian.

Akhir kata, terimakasih pada semua pihak yang telah berperan aktif sehingga pelatihan ini bisa terlaksana dengan baik. Tuhan memberkati.

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari  pada jalan itu. (Ams 22:6)

Oleh: Rina Kumala

Check Also

Kolase RETREAT ABI 19 24

GAP GENERATION-ABI

Oleh: Nana Wiratna Octalina Puji Tuhan akhirnya setelah 6 tahun berselang, ABI kembali bisa mengadakan …