KEDEWASAAN ROHANI

Siklus kehidupan makluk  hidup termasuk manusia  pasti melewati tahapan-tahapan   (fase) pertumbuhan. Setiap fase memerlukan proses untuk sampai kepada tahap dewasa. Demikian juga dalam kehidupan rohani ada tahapan dalam perkembangannya,   mulai dari bayi rohani (I Petrus 2:2), kanak-kanak (I Korintus 13:11) sampai pada dewasa rohani (Ibrani 5:14), setiap fase memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda.  Tuhan menghendaki, supaya kita memiliki pertumbuhan rohani sampai pada tingkat dewasa. Kedewasaan rohani tidak ditentukan oleh  umur/usianya, tetapi ditentukan oleh  sejauh mana seseorang memiliki hubungan dengan Tuhan. Ada orang yang dari segi usia sudah tua tetapi kehidupan rohaninya anak-anak, sebaliknya ada orang yang usia masih sangat muda tetapi sudah memiliki kehidupan rohani yang lebih dewasa. Contoh nya Yesus ketika masih sangat muda yaitu dua belas tahun, Dia sudah duduk dalam Bait Allah dan berdiskusi dengan para alim ulama dan dikatakan bahwa Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Lukas 2:46-47 dan 52).

Hanya orang dewasa rohani yang dapat dipakai oleh Allah secara maksimal untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.  Kita sebagai orang tua tentu ingin memberikan suatu tugas atau tanggung jawab untuk dilakukan oleh anak kita yang sudah beranjak dewasa, dan ketika pekerjaan itu dapat diselesaikan denggan baik maka kita pasti merasa bangga  padanya.  Begitupun Allah, Dia menghendaki kita dewasa dalam rohani kita sebab Ia mau menjadikan kita mitra-Nya bagi kemuliaan nama-Nya.   Untuk mencapai level dewasa rohani bukan perkara mudah tetapi bukan juga sesuatu perkara mustahil, ini adalah suatu pilihan  di dalam diri kita masing-masing.  Setiap pilihan pasti ada kosekuensinya, ketika kita  memilih untuk hidup menurut keinginan kita sendiri, maka sudah pasti bahwa kita akan menuai kebinasaan, firman Tuhan berkata bahwa di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5-6). Untuk bertumbuh dan menghasilkan buah seperti yang dikehendaki oleh Allah,  maka tidak ada pilihan lain kecuali kita harus hidup  melekat  kepada Tuhan Yesus yang adalah pokok anggur itu (Yohanes 15:1-8) dan juga harus tertanam dalam kebenaran firman Tuhan (Mazmur 1:1-3).

Hendaklah kita menilai diri masing-masing, apakah kita sudah termasuk orang yang dewasa rohani atau belum, apabila belum maka ada Roh Kudus yang akan memampukan kita  untuk mencapai kedewasaan itu.   Setiap orang percaya  dikatakan sudah  dewasa rohaninya bukan ditentukan oleh seberapa lama dia menjadi orang Kristen tetapi dinilai dari seberapa banyak buah kebenaran yang dihasilkan dalam setiap musim kehidupannya. Amin.

Oleh : Frans Snae

 

 

Check Also

Artikel Utama

BERSAKSI ITU MENYENANGKAN

Oleh: Pdt. Dr. A.L. Jantje Haans 2 Timotius 4:2, 8Menginjil itu tidak mudah. Namun, menginjil/bersaksi …