
2 Timotius 4:2, 8
Menginjil itu tidak mudah. Namun, menginjil/bersaksi itu pasti menyenangkan. Yang pertama-tama disenangkan adalah Tuhan Yesus. Karena hati Yesus ada pada jiwa-jiwa (Markus 1:35-38).
Yang kedua yang disenangkan adalah orang yang kita Injili, mereka yang diubahkan oleh Kristus lewat pemberitaan Injil kita.
Selain Tuhan Yesus dan orang yang diinjili, mereka yang bersaksi/menginjil pun juga pasti senang. Ada upah bagi mereka yang bersaksi bagi Kristus yaitu mahkota kebenaran (2 Timotius 4:8). Waktu Tuhan disenangkan, maka Ia pasti memberkati kita. Alkitab nyatakan di Markus 10:28-30, Ia akan memberkati kita 100 kali lipat. Orang yang menginjil tidak akan kekurangan berkat, juga tidak akan kekurangan orang-orang yang mengasihinya.
Untuk menginjil yang pertama harus dilakukan adalah BERDOA. Saat kita berdoa, bersyafaat, maka belas kasihan Allah akan memenuhi kita, yang akan mendorong kita untuk bersaksi/menginjil. Dalam doa, kita juga bisa meminta hikmat dan keberanian dari Roh Kudus saat bersaksi/menginjil, sehingga perkataan kita diurapi dan berkuasa.
Roma 1:16. Injil adalah kekuatan Allah, karenanya, tidak usah takut! Sebab apa yang kita katakan itu bukan perkataan kita sendiri, tetapi perkataan Roh Kudus (Markus 13:11).
Apa yang dapat kita saksikan?
- Kesaksian keluarga/pribadi kita. Kita dapat mengobrol dengan orang lain tentang bagaimana Tuhan Yesus menolong kita dan keluarga kita.
- Di ladang misi kita. Ladang misi tidak perlu pergi jauh, tapi di mana pun Tuhan tempatkan kita, yaitu: rumah, kantor, media sosial (Tiktok, Instagram, dll), tetangga, ruko, tukang sayur, dll. Karenanya penting selain berdoa, maka kita juga harus membangun hubungan baik dengan mereka, sebagai pintu untuk Injil masuk.
Pemberitaan Injil, memang tidak mudah tapi pasti menyenangkan dan harus kita lakukan sebagai orang percaya. Yehezkiel 3:18 menyatakan, jika kita tidak memberitakan Injil, maka kita harus menanggung tanggung jawab nyawa mereka kepada kita.
(Ringkasan khotbah di Ibadah WBI, 25 Oktober 2022)