KAPITA SELEKTA

Kapita selekta September 2022 berbicara hal-hal penting yang Tuhan nyatakan di akhir masa Pandemi Covid-19. Melalui hikmat dari Roh Kudus
Oleh : Cyrus Batu Seno D., M.Th.

Kapita selekta September 2022 berbicara hal-hal penting yang Tuhan nyatakan di akhir masa Pandemi Covid-19. Melalui hikmat dari Roh Kudus, hal-hal penting tersebut dapat diuraikan meliputi: Pertama, pentingnya menjadi murid Kristus yang berdisiplin dan berbuah; Kedua, pentingnya ketekunan dan kesehatian; Ketiga, memahami bahwa Tuhan sanggup memberkati dengan apa yang ada pada umat-Nya; dan Keempat, meresponi kebaikan Tuhan dengan memberi dan melakukan yang terbaik untuk Tuhan.

Menjadi Murid Kristus yang Berdisiplin dan Berbuah telah ditegaskan oleh Tuhan Yesus di dalam Matius 28:19-20 yang mengatakan: “jadikanlah semua bangsa murid-Ku“ dan “ajarlah mereka melakukan“ serta di dalam Yohanes 15:8: “…yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.“ Kapita selekta September 2022 

Buah adalah yang diharapkan dari suatu pohon dan yang menyatakan seperti apa pohon tersebut, karena dari buahnya pohon itu dikenal (Mat. 7:16, 20, 33; Luk. 6:44) Pohon tidak akan maksimal memberi arti jika tidak ada buahnya. Seorang yang telah menjadi murid Kristus akan berbuah hanya jika ia melakukan firman Tuhan. Tanpa melakukan (firman Tuhan) maka tidak ada bukti berbuah. Untuk dapat melakukan, maka tentunya ia harus mengetahui terlebih dahulu yaitu melalui pengajaran. Seorang murid akan berhasil karena ia bertekun belajar atau dengan kata lain adalah berdisiplin. Kata “menjadi murid” (bahasa Yunani: matheteuo ; bahasa Inggris: to make a disciple of) adalah kata kerja yang menunjukkan tindakan dan juga dapat diterjemahkan: telah dimuridkan (having been discipled). Menjadi murid yang berdisiplin pastinya memiliki niat/tekad atau semangat untuk berhasil, dengan terus berjuang, apa pun kondisi keadaan yang dihadapinya. Murid yang berdisiplin pasti memiliki target dan juga dapat menilai diri atau evaluasi diri. Namun, seringkali seorang murid juga mengalami kendala-kendala, merasa letih, dan perlu bantuan baik dari gurunya atau juga dari teman-temannya. Demikian juga halnya sebagai murid Kristus di mana Tuhan Yesus sebagai Guru yang Agung dan teman-teman seiman sebagai saudara dan rekan-rekan bertumbuh. Karenanya, setiap murid Kristus harus bertekun dalam pengajaran firman Tuhan dan memerlukan teman-teman untuk berbagi atau bertukar pendapat dalam suatu persekutuan yang sehati. Kapita selekta September 2022 

Bertekun dan Sehati Dalam Persekutuan adalah merupakan tindakan bijak, sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:46 “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,” yang tentunya tindakan tersebut akan berdampak positif. Di GBI Pasir Koja 39 pun ada kelompok Care Cell dan juga kelompok penelaahan Alkitab (PA) sebagai sarana berkumpul dalam kesehatian. Di situlah adanya perenungan firman Tuhan, ada juga tanya jawab, ada juga saling memperhatikan, dan ada juga saling mendoakan. Jika terjadi perselisihan atau ketidaknyamanan, maka harus disikapi dengan sikap dewasa, memaklumi keadaan, dan saling menerima sehingga terpelihara kesehatian. Kesehatian juga merupakan bahan dasar untuk adanya kerukunan. Tanpa sehati akan sulit membentuk kerukunan dan ini dapat berakibat sulitnya berkat turun. Namun, betapa indahnya suasana rukun tersebut yang dalam Alkitab dilukiskan sebagai minyak urapan di kepala Harun atau embun di gunung Hermon sedemikian indahnya sehingga Tuhan “perintahkan” berkat (Maz. 133:1-3). Bisakah dibayangkan bagaimana hebatnya suatu persekutuan jika terjadi seperti itu? Hebatnya di mana?…….yaitu Tuhan “berkenan” sehingga “berkat itu” diperintahkan-Nya: “…ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat” Sebetulnya, adalah mudah bagi Tuhan memberkati umat-Nya yaitu dengan apa yang ada pada umat tersebut, sekalipun mungkin nampaknya “sepele” atau bahkan sepertinya “tidak berarti.” Kapita selekta September 2022 

Apa yang Ada Padamu, Tuhan Dapat Memberkatimu dapat menjadi suatu kenyataan karena kita percaya dengan firman Tuhan sebagai “janji-Nya.” Orang biasa dapat menjadi orang yang “luar biasa” bukan karena keberadaan orang itu tetapi karena kuasa Tuhan bekerja dalam diri orang tersebut. Melalui Alkitab (yang adalah firman Tuhan), kita dapat memahami dan memetik pelajaran dari orang biasa yang hanya punya tongkat (Kel.4:2), atau batu-batu kecil yang licin (1 Sam. 17:40), atau lima roti dan dua ikan (Mat. 14:17), atau jala ikan (Yoh. 21:6). Alkitab dengan jelas menunjukkan bagaimana kuasa Tuhan: memakai tongkat tersebut untuk terjadinya banyak mujizat yang salah satunya adalah membelah air laut (Kel. 14:16), batu kecil yang licin dapat mengalahkan orang Filistin dengan tanpa pedang di tangan (1 Sam. 17:50), lima roti dan dua ikan sanggup memberi makan lima ribu orang lebih bahkan tersisa dua belas bakul penuh (Mat. 14:20-21), dan jala mendapat penuh ikan besar sebanyak seratus lima puluh tiga ekor (Yoh. 21:11). Dapatlah dipahami bahwa apa yang ada di sekitar kita atau bahkan ada di diri kita dapat dipakai sebagai bahan untuk Tuhan memberkati kita. Sebagai contoh di masa sulit (seperti Pandemi Covid-19 ini) misalnya, seseorang tidak bekerja di perusahaan lagi tetapi yang ada padanya adalah: handphone/HP, atau juga laptop, atau sepeda motor sederhana, atau pekarangan rumah yang seadanya, atau keahlian/hobi/keterampilan. Dengan demikian maka ia dapat membuat: usaha online, atau menawarkan jasa pembelian barang dan mengantar pesanan, atau bercocok tanam seperti sayuran di sekitar rumah, atau menawarkan jasa memasak, atau menjahit baju, dan sebagainya dengan pertolongan hikmat/inspirasi dari Roh Kudus.Semua ketekunan usaha dapat berkembang dan menjadi besar.
Percayalah! Percaya kepada firman Tuhan yang hebat, ajaib, dan berkuasa itu. Ketika sadar, bahwa Tuhan sanggup memberkati kita dengan begitu mudahnya, maka selayaknya kita meresponi kebaikan-Nya dengan memberikan yang terbaik atau melakukan sesuatu yang terbaik untuk Tuhan.

Beri dan Lakukan yang Terbaik untuk Tuhan dapat meliputi perkataan dan perbuatan, bahkan semua apa pun yang kita lakukan (Kol.3:17, 23). Kata “terbaik” dalam memberi merupakan kualitas yang paling tinggi, sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan. Orang yang memberi dengan kualitas yang terbaik menandakan/mencirikan isi hati orang tersebut sungguh mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Berikan yang terbaik untuk Tuhan bukan dengan setengah hati, atau bahkan tanpa hati, melainkan dengan hati yang penuh ucapan syukur atas kasih Tuhan. Tuhan yang melihat hati kita, akan menilainya dan memberi upah (Kol. 3:24). Mulailah dari hal kecil dan sederhana, sebagai contoh misalnya memberi uang persembahan dipilih terlebih dahulu uang yang terbaik (bukan yang kumal atau kotor). Tuhan tidak melihat jumlah nominalnya tetapi dengan memberikan yang terbaik (the best) adalah sikap hormat dan menghargai kepada yang diberi (yaitu Tuhan). Demikian juga halnya dalam melayani Tuhan dengan memberikan waktu, tenaga, dan apa pun keadaan kita, sadarilah bahwa kita sedang memberi kepada Tuhan. Lebih dari itu, memang sudah seharusnya orang yang telah ditebus Tuhan dan beroleh keselamatan kekal memberi kepada Tuhan, dan dalam pemberian itu pun harus yang terbaik. Mengapa demikian? Karena Tuhan telah memberikan yang terbaik yaitu “pengorbanan-Nya di kayu salib” yang menyelamatkan kita serta memberkati kita dengan limpahnya sehingga memberi yang terbaik adalah respon/sikap ucapan syukur dan sekaligus bentuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Untuk membaca artikel Utama yang lain silahkan klik disini  

Check Also

Care cell

KELUARGA ALLAH

Oleh: Pdt. Simon Irianto Dipl. Text. Tahukah Anda ketika lahir baru, kita masuk menjadi bagian …