Epilepsi merupakan suatu gangguan aktifitas listrik otak yang menyebabkan perubahan gerakan, kebiasaan, sensasi dan atau kesadaran. Rangsangan aktivitas listrik otak yang tidak lazim ini sering kali diteruskan hingga ke otot dan mengakibatkan terjadinya kejang (gerakan tiba-tiba dan tidak terkontrol).
Seseorang didiagnosa epilepsi minimal 2 kali kejang tanpa penyebab yang jelas, dengan jarak antar kejang minimal 24 jam.  Namun perlu diingat tidak semua orang dengan kejang adalah penderita epilepsi.
Gangguan aktifitas listrik otak dapat terjadi pada daerah tertentu dari otak ataupun menyeluruh pada seluruh daerah otak. Untuk mengetahui daerah mana dari otak yang mengalami gangguan diperlukan pemeriksaan EEG/ Electroencephalogram yakni suatu pemeriksaan yang tidak nyeri guna merekam perubahan aktifitas gelombang listrik otak.
Ada beberapa tipe kejang yang mungkin terjadi pada penderita epilepsi diantaranya :
•    Kejang absence (pandangan kosong) ditandai penderita tiba-tiba menghentikan aktifitasnya disertai pandangannya menjadi kosong selama beberapa detik dan lalu melanjutkan aktifitasnya kembali seolah-olah tidak terjadi apapun. Kejang ini sering terjadi pada anak-anak usia 4-12 tahun. Beberaapa anak dapat mengalami kejang absence hingga 100 kali dalam sehari.
•    Kejang tonik klonik umum adalah kejang yang paling mudah dikenali, diawali dengan kakunya lengan dan kaki, yang kemudian diikuti gerakan menghentak. Kejang ini dapat berlangsung selama 3 menit. Setelah kejang penderita akan kelelahan dan bingung. Kejang ini melibatkan kedua bagian otak.
•    Kejang partial merupakan kejang yang melibatkan hanya satu otak. Kejang partial sederhana berupa gerakan menghentak atau halusinasi namun masih sadar akan apa yang terjadi. Kejang partial kompleks berupa aktifitas yang dilakukan oleh penderita  tanpa disadarinya  misalnya berkeliaran, bergumam, menggigit bibir, ataupun menarik-narik pakaiannya.
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menderita epilepsi, diantaranya:
•    kurangnya kadar oksigen saat proses kelahiran
•    kelainan genetik yang menyebabkan kerusakan otak
•    infeksi otak maupun selaput pembungkus otak
•    trauma kepala yang terjadi saat proses persalinan maupun akibat kecelakaan saat remaja/dewasa
•    stroke dan tumor otak
•    tidak seimbangnya kadar zat tertentu misalnya kadar Natrium dan gula darah.
Pada 70 % kasus epilepsi tidak diketahui penyebab pastinya. Sekalipun demikian beberapa faktor yang dapat mencetuskan terjadinya kejang telah diketahui, maka dari itu untuk mengurangi bangkitan kejang hal-hal sbb yang perlu dihindari :
terlambat atau berhenti minum obat
konsumsi alkohol
narkoba (kokain, ecstasy)
kurang tidur
obat-obatan yang mempengaruhi kerja obat anti kejang.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani penderita epilepsi dengan kejang:
Lindungi penderita, berikan bantalan atau alas lembut di bawah kepala dan jauhkan dari benda-benda tajam.
Longgarkan pakaian penderita terutama kerah leher untuk mempermudah bernafas.
Baringkan miring ke salah satu sisi.
Jangan meletakkan apapun ke dalam mulut atau berusaha membuka mulut penderita
Amati karakteristik kejang (lamanya, tipe gerakan, arah kepala dan mata), karakteristik tersebut memudahkan dokter dalam mendiagnosa tipe kejang.
Hubungi tenaga medis atau IGD RS bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit, penderita seorang Ibu hamil, penderita terluka, penderita juga mederita kencing manis.
Mengingat sering kali bangkitan kejang terjadi tiba-tiba dan tanpa peringatan maka penderita epilepsi sebaiknya menghindari aktifitas tertentu, yang mana bangkitan kejang yang terjadi dapat membahayakan penderita, misalnya berenang dan menyetir kendaraan.
Adapun pengobatan epilepsi adalah pemberian obat anti kejang. Apabila kejang masih terjadi dengan obat maka Dokter akan mengganti obatnya atau menyesuaikan dosisnya. Minum obat secara teratur akan mencegah terjadinya bangkitan kejang. Dosis obat biasanya diturunkan secara bertahap apabila penderita telah bebas kejang selama minimal 2 tahun pengobatan.
Disamping obat, bagi penderita anak-anak disarankan untuk mengikuti diet ketogenik yakni memilih makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat sehingga tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi dibandingkan gula. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pada otak sehingga mengurangi kejang. Anak-anak yang mengikuti diet ini bangkitan kejang berkurang hingga 50%.
Penderita epilepsi yang hamil perlu penyesuaian obat anti kejang sebab obat anti kejang biasanya memiliki efek buruk bagi janin. Namun apabila terkontrol maka 90% bayi lahir dari Ibu dengan epilepsi dapat lahir sehat.
Oleh : Imelda Variastuty,dr
GBI Pasir Koja 39 Bandung