Kata Pilatus kepada-Nya: “Apakah kebenaran itu?” Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?”(Yohanes 18:38-39)
Pada jaman Yesus, setiap hukuman mati harus disetujui oleh pejabat Romawi yang memimpin wilayah administratif yang bersangkutan, Pontius Pilatus adalah wali negeri provinsi Yudea, yang di dalamnya terletak Yerusalem. Ketika para pemimpin Yahudi bisa menahan Yesus dalam kekuasaan mereka dan ingin membunuh Dia, mereka harus mendapat ijin Pilatus. Maka demikianlah pada suatu hari pagi-pagi sekali Pilatus mendapati orang banyak di depan rumahnya menuntut kematian seseorang.
Hubungan Pilatus dengan orang Yahudi selalu tidak baik. Sifatnya yang keras dan jujur sebagai orang Romawi diperlemah oleh sifat sinis, suka berkompromi dan berbagai kesalahan. Dalam beberapa kesempatan tindakannya sangat melukai perasaan para pemimpin agama. Kerusuhan dan kekacauan yang timbul sebagai akibat tindakan-tindakan tersebut membuat heran atas keadaan yang ia ciptakan untuk dirinya sendiri. Ia mencoba untuk mengontrol orang-orang yang memperlakukan para penakluk mereka yaitu orang Romawi tanpa rasa hormat. Pengadilan Yesus merupakan episode lain dalam berbagai masalah Pilatus yang tak ada hentinya.
Bagi Pilatus tidak pernah ada keraguan bahwa Yesus tidak bersalah. Tiga kali secara terpisah ia menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah. Ia tidak mengerti mengapa orang-orang ini ingin membunuh Yesus namun rasa takut terhadap tekanan politik orang Yahudi membuat dia memutuskan untuk mengijinkan penyaliban Yesus. Karena ancaman orang-orang untuk memberitahu kaisar bahwa Pilatus tidak menumpas suatu pemberontakan melawan Roma, maka Pilatus bertindak bertentangan dengan kebenaran yang diketahuinya. Dalam keputus-asaan , ia memilih untuk berbuat salah.
Kita sama-sama manusia biasa seperti Pilatus. Kadang-kadang kita mengetahui yang benar, tetapi memilih yang salah. Ia mengalami momen itu dalam sejarah, dan kita sekarang mengalaminya. Apakah yang sudah kita lakukan dengan berbagai kesempatan dan tanggung jawab kita?. Hukuman apakah yang sudah kita jatuhkan terhadap Yesus?.
Pelajaran dari kehidupannya: Menolak kebenaran membuat orang tidak memiliki tujuan atau arah.
Kelemahan dan kesalahannya :
- Ia gagal dalam memerintah suatu bangsa yang secara militer dikalahkan namun tidak pernah dikuasai oleh Roma.
- Perjuangan politiknya yang terus menerus membuatnya sinis dan kompromi seenaknya, rentan terhadap tekanan.
- Sekalipun ia mengetahui Yesus tidak bersalah, ia tunduk pada tuntutan orang banyak untuk menghukum mati Yesus.
Oleh: Dede Imawan
GBI Pasir Koja 39 Bandung