Kisah Kasih di Sekolah atau Kisah Kasih dalam Tuhan

Youth
Oleh: Kevin Eldiwan

“Kisah-kasih di sekolah, dengan si dia, tiada masa paling indah masa-masa di sekolah” – Sebuah penggalan lirik lagu ciptaan dari Alm. Chrisye yang menggambarkan bagaimana kisah kasih yang terbentuk dari masa sekolah. Lagu ini menggambarkan kehidupan anak muda di sekolah zaman dahulu dan masih relevan hingga sekarang. Sungguh memang dunia terasa milik berdua ketika kita menjalin kasih di sekolah. Sebagai anak muda, merupakan hal yang wajar apabila kita memiliki ketertarikan kepada lawan jenis, atau mungkin menjalin hubungan kasih dengan seseorang. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang memiliki rasa saling mengasihi. Tujuannya adalah supaya kita dapat saling mengasihi, baik mengasihi Tuhan, keluarga, kerabat, teman, dan pasangan (pacar). Namun, ketika kita berpacaran, bukan berarti kita memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang kita mau.

Dalam berpacaran, perlu kita ketahui, bahwa waktu untuk kita bermain dan mencari relasi serta pergaulan itu mulai berkurang, karena kita perlu menginvestasikan waktu untuk pacar. Karena dalam berpacaran perlu sekali untuk mengenal satu sama lain, apa yang disukai dan tidak disukai satu sama lain, berarti dengan berpacaran kita perlu me-manage waktu kita lebih baik lagi. Tujuan untuk berpacaran adalah menikah, karenanya perlu komitmen untuk mencapai titik pernikahan dan membentuk sebuah keluarga di masa depan. Dalam berpacaran tentu saja ada proses, baik untuk menjaga komitmen, menjaga kekudusan, bahkan tidak sedikit proses pacaran pun mengalami kegagalan alias putus. Menerima dengan lapang dada dan “no hate feeling” sangat diperlukan ketika proses pacaran tersebut tidak berlanjut, mungkin karena ketidakcocokan atau Tuhan ingin menyiapkan kedua pribadi tersebut menjadi lebih baik lagi.

Saat ini, banyak anak muda yang salah mengartikan arti cinta dalam berpacaran. Saat ini, cinta sering dihubung-hubungkan dengan berpelukan, ciuman, bahkan melakukan hubungan yang sepantasnya dilakukan oleh pasangan suami istri. Banyak media di luar sana yang sudah menunjukan para pemuda-pemudi yang berpacaran secara bebas dan malah mereka menjadi panutan untuk pacaran anak zaman sekarang. Akibatnya, tidak sedikit anak-anak muda yang jatuh dalam dosa percabulan. Lalu, bagaimanakah dengan kita?

Firman Tuhan dalam Efesus 5:2-3, 8, telah berbicara banyak kepada kita. Tuhan mengatakan bahwa sebagai manusia, kita harus saling mengasihi karena Yesus telah mengajarkan dan memberikan teladan kepada kita tentang kasih. Namun, ketika kita mengasihi seseorang sebagai pacar, kita harus bisa membedakan mana wujud kasih yang benar dan yang tidak benar menurut Alkitab. Orang-orang dunia yang tidak mengenal Yesus sering menghubungkan cinta dengan ciuman, pelukan, seks, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Namun, tidak demikian dengan kita. Alkitab mengajarkan bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, dan masih banyak lagi seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 13:4-7. Dengan menghargai dan menghormati pasangan kita ketika kita melakukan hubungan pacaran, itulah kasih yang diharapkan oleh Tuhan Yesus.

Sebelum mengenal Yesus, kita memang merupakan anak-anak yang masih tinggal dalam kegelapan karena kita belum mengetahui tentang kebenaran. Namun sekarang, kita adalah anak-anak kudus oleh karena pengorbanan Yesus di kayu salib. Yesus ingin kita hidup sebagai anak-anak terang di dunia ini. Terang itu bisa kita tunjukkan melalui perbuatan kita sehari-hari, yaitu perbuatan yang sesuai dengan firman Tuhan ketika kita menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Melalui renungan ini, marilah kita mulai mengubah seluruh pola pikir kita yang salah tentang pacaran dan cinta, karena fase pacaran ini sangat penting sekali untuk kita bagaimana kita nanti membentuk sebuah keluarga yang diberkati. Tuhan Yesus memberkati.

Check Also

Artikel Link

PRAISE AND WORSHIP (TALKSHOW)

Oleh: Tirza Raidishya Fairha Ayumi Handi Minggu, 22 September 2024 Ibadah Link Youth berkesempatan mengadakan …