
Tetap Setia
Dalam Imamat 20:10 (Bila seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu) dan Ibrani 13:4 (Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah), tidak ada tawar menawar tentang kekudusan sebuah sumpah perkawinan. Perzinahan sangat dilarang keras. Yesus berkata bahwa perzinahan bahkan bisa dilakukan dengan mata kita padahal mata bukan bagian dari tubuh yang biasanya dipakai untuk berzinah!
Jika anda sedang bergumul dengan daya tarik seorang lelaki yang bukan suami Anda, bawalah itu kepada Yesus. Penyucian dan penyembuhan dan pengampunan adalah milik Anda ketika Anda memintanya.
Pertama-tama, Anda harus mengakui dosa Anda terhadap diri Anda sendiri dan kepada Allah. Perzinahan bermula dari pikiran. Tubuh mengikuti apa yang ada di hati. Hadapi persoalan dengan tegas dan hadapi itu SEKARANG.
Jangan pandang dengan dalam mata seorang lelaki yang bukan suami Anda. Sebagai seorang wanita, kita tahu kapan kita harus memalingkan pandangan kita dari tatapan seorang lelaki atau menghindarkan diri dari satu percakapan yang intim.
Jangan mencuri
Perintah kedelapan di Keluaran 20:15 Jangan mencuri. Pernahkah Anda mencuri waktu dari anak-anak Anda yang seharusnya menjadi hak mereka?
Berkata yang benar
Perintah kesembilan di Keluaran 20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
Orangtua yang berlaku munafik dengan berlaku curang dalam usahanya, berbohong kepada pelanggannya, tidak memegang perkataannya, jangan berharap dapat membangun satu pola kejujuran, keterusterangan, dan kebenaran pada anak-anak lelaki atau perempuannya. Sebaliknya, orangtua yang jujur sampai ke urusan yang sekecil-kecilnya, yang tidak memberi teladan hidup curang, memberikan contoh yang baik.
Integritas dan kehormatan adalah kebaikan pribadi yang diturunkan, memang tidak begitu nyata dalam bidang-bidang besar dari kehidupan tetapi lebih dinyatakan dalam bidang-bidang yang kecil. Apakah Mama berhenti pada lampu merah saat tak ada Polantas berjaga? Apakah dia parkir di tempat yang diperuntukkan bagi orang cacat? Apakah Papa menyerobot antrian di kafetaria dan di loket penjualan tiket? Apakah Anda menelepon kantor sekolah mengatakan bahwa anak Anda izin karena sakit padahal dia tinggal di rumah karena tak selesai membuat PR? Mama, itu bohong!
Orangtua yang meminta anak remajanya untuk jujur dan bersikap terhormat, tetapi tidak bersedia menjalankan pola ini bagi diri sendiri, tidak akan mampu mengilhami kualitas-kualitas ini di dalam anak-anaknya, mereka akan mencontoh kelakuan yang tidak konsisten ini. Tetapi mereka tidak akan pernah menghargainya. Mereka menghargai kejujuran yang konsisten, bahkan bila kadang-kadang itu berkaitan dengan suatu kesalahan yang kita perbuat. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota (Ef. 4:25).
Bersambung…
Oleh: Indri Haans