
Mungkin ketika kita membaca judul artikel ini akan terdengar horror dan menyeramkan. Beberapa orang mungkin menganggap, bahwa ini adalah suara Tuhan dan mungkin saja itu benar, namun ada juga beberapa penyakit yang dapat menimbulkan kondisi gejala ini, salah satunya adalah Skizofrenia. Gejala yang ditimbulkan seringkali berupa ilusi atau halusinasi berbentuk suara, dan suara ini bisa berupa pujian, cercaan, perintah dan suara lain, sehingga beberapa orang yakin dan percaya akan suara tersebut (waham). Tugas kita di sini adalah untuk mengetahui dan mendalami apakah itu suara dari Tuhan yang sesuai dengan firman-Nya atau tidak, lalu juga belajar mengenai penyakit ini, sehingga kita tidak salah dalam bersikap, percaya dan cara mengatasinya.
Skizofrenia adalah penyakit gangguan kejiwaan kronis yang terjadi ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap. Umumnya, pengidap menunjukkan gejala psikosis, yaitu kesulitan membedakan antara kenyataan dengan pikiran pada diri sendiri. Namun, pengidap Skizofrenia juga biasanya percaya akan pikiran tersebut sehingga akan sulit untuk meyakinkan pengidap ini.
Penyebab Skizofrenia
Hingga saat ini, ahli belum dapat memastikan apa yang menjadi penyebab pasti dari schizophrenia. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang memiliki kaitan dengan masalah kesehatan mental ini, yaitu:
- Genetik.
- Komplikasi kehamilan dan persalinan.
- Faktor kimia pada otak.
- Penyalahgunaan obat-obatan.
Faktor Risiko Skizofrenia
Siapa saja bisa mengalami skizofrenia, tetapi kelainan ini lebih rentan terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Selain itu, ada pula beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan mental ini, yaitu:
· Bentuk struktur otak dan sistem saraf pusat yang tidak normal.
· Beberapa komplikasi kehamilan dan kelahiran.
· Memiliki riwayat keluarga dengan skizofrenia.
· Kelahiran prematur.
· Peningkatan aktivasi pada sistem kekebalan tubuh.
· Ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamin.
· Mengonsumsi obat yang dapat mengubah pikiran (psikoaktif atau psikotropika) selama masa remaja dan dewasa muda.
Gejala Skizofrenia
Gejala skizofrenia terbagi menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif. Berikut penjelasan untuk setiap kategorinya:
1. Gejala negatif
Gejala negatif muncul ketika sifat dan kemampuan yang ada pada orang normal, seperti konsentrasi, pola tidur normal, dan motivasi hidup menghilang.
Selain itu, gejala schizophrenia negatif juga termasuk ketidakmauan seseorang bersosialisasi dan merasa tidak nyaman saat bersama orang lain.
Ciri khas orang yang mengidap gejala skizofrenia negatif yaitu terlihat apatis dan buruk secara emosi, tidak peduli terhadap penampilan diri sendiri, dan menarik diri dari pergaulan.
Gejala negatif sendiri bisa berlangsung selama beberapa tahun sebelum muncul gejala awal dan cenderung memburuk seiring waktu.
2. Gejala positif
Kemudian, ada juga gejala positif yang termasuk perubahan pada perilaku dan pola pikir pengidapnya, seperti:
· Halusinasi, kondisi ketika pengidap mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Halusinasi pendengaran adalah jenis yang paling sering terjadi pada pengidap skizofrenia. Misalnya mendengar bisikan tertentu.
· Delusi atau waham, kondisi ketika pengidap sangat yakin pada suatu hal yang berkebalikan dengan realita. Misalnya, perasaan seperti diawasi atau disakiti.
· Kekacauan pola pikir, termasuk sulit berkonsentrasi yang membuat pengidap kesulitan berkomunikasi dan mengingat.
· Kekacauan perilaku yang muncul dengan gejala khas berupa gerak tubuh atau kondisi motorik abnormal.
Sementara itu, gejala awal dari skizofrenia yang bisa kamu perhatikan, antara lain:
· Perasaan yang mudah tersinggung atau tegang.
· Kesulitan berkonsentrasi.
· Kesulitan tidur.
Ketika penyakit berlanjut, pengidap mungkin memiliki masalah dengan pemikiran, emosi, dan perilaku, termasuk:
· Mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada (halusinasi).
· Isolasi diri.
· Mengurangi emosi dalam nada suara atau ekspresi wajah.
· Masalah dengan pemahaman dan pengambilan keputusan.
· Masalah memperhatikan dan menindaklanjuti aktivitas.
· Keyakinan yang dipegang kuat pada sesuatu hal yang tidak nyata (delusi).
· Berbicara dengan cara yang tidak masuk akal.
3. Gejala kognitif dan sosial
Skizofrenia tidak hanya menyebabkan gangguan persepsi dan pemikiran, tetapi juga berdampak pada fungsi kognitif dan keterampilan sosial. Individu dengan skizofrenia sering mengalami kesulitan dalam mengingat informasi, memproses pemikiran dengan jelas, serta mengalami gangguan perhatian dan pemecahan masalah. Gejala sosial yang sering muncul meliputi isolasi diri, kurangnya ekspresi emosional, dan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan interpersonal.
4. Gejala prodromal dan first-rank symptoms
Gejala awal skizofrenia, atau gejala prodromal, dapat muncul sebelum gangguan berkembang secara penuh. Ini mencakup perubahan perilaku yang tidak biasa, menarik diri dari lingkungan sosial, gangguan tidur, serta meningkatnya kecurigaan atau kepekaan terhadap lingkungan. Sementara itu, first-rank symptoms (FRS) adalah gejala khas skizofrenia yang sering dijadikan indikator utama dalam diagnosis, seperti halusinasi suara yang memberi perintah, perasaan bahwa pikiran dikendalikan oleh pihak luar, serta waham bahwa seseorang sedang diawasi atau dikejar.
Pengobatan Skizofrenia
Hingga kini, masih belum ada pengobatan yang efektif dan dapat menyembuhkan schizophrenia. Penanganan medis bertujuan untuk mengurangi dan mengontrol gejala yang muncul. Namun, pengidap perlu melakukan kontrol secara berkala sehingga dokter bisa mengetahui tingkat efektivitas obat, memberikan dosis yang sesuai, dan melakukan antisipasi terhadap efek samping obat. Adapun pilihan penanganan medis yang dapat membantu mengatasi skizofrenia antara lain:
1. Obat.
2. Psikoterapi.
3. Terapi elektrokonvulsi.
4. Transcranial magnetic stimulation (TMS).
Komplikasi Skizofrenia
Bila tidak mendapatkan penanganan, schizophrenia bisa berujung pada berbagai masalah serius yang dapat memengaruhi setiap aspek kehidupan pengidapnya. Adapun komplikasi yang bisa terjadi atau ada kaitannya dengan skizofrenia, antara lain:
· Bunuh diri, upaya bunuh diri, atau pikiran untuk bunuh diri.
· Gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
· Depresi.
· Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain, termasuk nikotin.
· Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah.
· Masalah keuangan dan potensi menjadi tunawisma.
· Isolasi sosial.
· Masalah kesehatan dan medis.
· Perilaku agresif, meskipun jarang terjadi.