
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu.
Mazmur 103:1-3
Memuji dan menyembah Tuhan yang disertai dengan kehausan akan perjumpaan pribadi dengan Allah membuat kita semakin mencintai hadirat-Nya.
Praise and Worship Night tahun ini sungguh luar biasa, harmonisasi dan arrangement musik yang dimainkan begitu indah dan fresh menjadikan suasana Praise dan Worship kali ini terasa sungguh luar biasa. Hal ini membuat jemaat Tuhan yang hadir juga semakin antusias dan sukacita. Praise and Worship kali ini, dihadiri oleh gembala senior dan gembala-gembala ibadah, serta pelayan dan aktivis jemaat.
Dari awal ibadah pujian dinaikkan sungguh penuh sukacita dan bergairah, dimana jemaat yang hadir ikut bersukacita dan mengangkat tangan dengan antusias, serta melompat memuji Tuhan. Masuk penyembahan, betapa terasa kasih-Nya dan hadirat-Nya menjamah beberapa jemaat yang hadir. Pujian dan pengagungan akan Allah membuat setiap yang hadir terpesona akan hadirat-Nya. Tuhan sangat memperhatikan setiap umat-Nya yang rindu akan Dia. Dia melihat hati kita bukan karena jabatan ataupun bidang pelayanan kita.
“Sacrifice of Praise”
Di dalam Perjanjian Baru mengatakan,
Sebab itu, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan Allah. Ibrani 13:15.
Tuhan menginginkan umat-Nya selalu mempersembahkan korban syukur dalam segala situasi maupun kondisi hidupnya. Mudah bagi setiap orang untuk memuji Tuhan dalam keadaan yang baik-baik saja, bahkan ketika sedang berkelimpahan, namun sangatlah sulit kita memuji Tuhan ketika keadaan kita sedang tidak baik-baik saja atau dalam kesesakan dan masalah. Disinilah korban syukur yang dimaksudkan dalam ibrani 13:15.
Dalam terjemahan Bahasa Inggrisnya lebih jelas disampaikan,
“Through Him, Therefore, let us at all times, offer up to God a sacrifice of praise, which is the fruit of lips, that thankfully acknowledge, and confess, and glorify His name.”
Ayat ini menyatakan melalui Dia, betapa korban pujian, haruslah kita nyatakan setiap waktu dengan pengetahuan, dan pengakuan, dan pengagungan akan Allah oleh buah ucapan bibir kita. Ketika kita sedang dalam lembah kekelaman dan kesesakan hidup, dan kita dapat terus menaikkan pujian dan penyembahan kita dihadapan-Nya, disitulah korban pujian yang menyenangkan hati Tuhan. Ucapan bibir yang kita naikkan disaat kita sedang terpuruk justru itulah yang menyukakan hati Tuhan, karena ada korban yang dipersembahkan kepada Tuhan.
Ada 3 hal yang terjadi waktu kita memberikan “Sacrifice of Praise”
- Kita sedang membesarkan Tuhan.
Daud berkata didalam Mazmur 34:2 “Magnify the Lord with me, let us lift up his name together.” (Psalm 34:2 AMP)
“Apa yang kita besarkan akan menjadi besar.”
Terkadang umat Tuhan tidak sadar suka membesar-besarkan sesuatu hal, bahkan kita membesarkan masalah kita. Banyak dari antara umat Tuhan lebih suka membicarakan masalah yang dialami dari pada Tuhan yang disembahnya. Ketika kita sedang membicarakan masalah-masalah kita dan terus menerus membicarakan hal tersebut, justru masalah itu jadi semakin besar karena pandangan kita terus menerus tertuju pada masalah. Apa yang kita besarkan akan menjadi besar. Marilah kita mulai membesarkan Tuhan dan bukan masalah kita. - Kita sedang melihat dengan perspektif Tuhan.
Memandang segala sesuatu dengan cara pandang kita yang berbeda.
Pemazmur mengatakan,
Padahal Engkaulah yang kudus yang bersemayam diatas puji-pujian orang Israel.(Maz 22:4).
Cara pandang kita akan menjadi berbeda ketika kita memandang sesuatu dari ketinggian tertentu. Pada saat kita berada dibawah dan melihat keadaan sekeliling kita seperti pohon, mobil tronton dan bahkan ketika kita melihat rumah atau gedung bertingkat, kita merasa diri ini seolah-olah sangat kecil. Namun, ketika kita sedang berada didalam pesawat dan kita memandang kebawah, melihat pohon, mobil tronton dan gedung bertingkat, maka kita melihat segala sesuatu yang dibawah itu seolah-olah terlihat menjadi kecil. Padahal pada kenyataannya, ukuran tersebut tetaplah sama, hanya karena posisi kita yang lebih tinggi dan sedang berada diatas.
Begitu pula Tuhan bersemayam diatas korban puji-pujian kita umat-Nya, Dia sedang mengangkat kita untuk berada dan memandang segala sesuatu dari perspektif Allah. Marilah kita mengangkat korban puji-pujian bagi Allah kita dan terus belajar memandang segala sesuatu dari perspektif Allah, betapa besar dan kudusnya Allah kita, hendak berdiam dalam pujian umat-Nya. - Kita ada dalam posisi yang kuat.
Mazmur 8:3 mengatakan;
“Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kau letakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.”
Selalu ada alasan untuk kita tetap dapat memuji dan memuliakan Tuhan, dengan memandang semua kebaikan Tuhan dalam hidup kita, itulah yang memampukan kita untuk terus menaikkan korban pujian. Pada saat korban pujian dinaikkan, disitulah Tuhan sedang bekerja dan memberi kekuatan pada umat-Nya untuk melawan musuh dan membungkam pekerjaan si jahat. Tuhan sedang melatih kita dalam posisi yang kuat, ketika korban puji-pujian diangkat kepada-Nya. Tidak ada yang tampak lebih tidak berdaya dari pada bayi atau anak-anak, namun Tuhan menggunakan perkataan mereka untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya. Bukan musuh mereka, melainkan musuh-Nya. Ia menggunakan yang lemah dan tidak berdaya untuk menunjukkan kuasa-Nya.
Marilah kita persembahkan korban pujian setiap waktu dan pengagungan akan Allah, dan pandanglah segala sesuatu dari perspektif Allah dengan terus masuk hadirat-Nya dan mempelajari firman-Nya, serta jadilah kuat didalam Tuhan yang menjadikan posisi kita kuat dan penuh kuasa-Nya.