Peristiwa pencurahan Roh Kudus merupakan kejadian sangat mendasar dalam identitas gereja. Namun, maksudnya hanya dapat dilihat dengan tajam jika kita memperhatikan konteks perbuatan Roh Kudus, dimana Yesus telah menjelaskan maksud ini sebelum Dia terangkat ke sorga, Yesus melarang murid-murid-Nya meninggalkan Yerusalem untuk menantikan janji Bapa, peristiwa ini tersaji dalam penantian murid-murid-Nya di ‘ruang atas’ yang terletak di Yerusalem (Kis. 1:13). Kehadiran dan peran Roh Kudus berpengaruh sangat besar dalam seluruh hidup kekristenan:
- Peran Roh Kudus dalam Pelayanan (Kis. 2:14-21).
Kedahsyatan kejadian ini disampaikan dalam ayat 19-20, yang merupakan bahasa
simbolis tentang kedahsyatan kedatangan hari Tuhan itu.
Petrus serta Lukas yang menyampaikan pemberitaannya, hendak meyakinkan kita
bahwa zaman baru telah datang, sehingga siapapun kita, dapat menerima Kristus
serta karunia Roh Kudus. Dengan demikian, kita akan menjadi bagian dari tubuh
Kristus dan akan dimampukan menjadi saksi Kristus dan terlibat dalam misi Allah
sampai ke ujung bumi.
- Peran Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari (Rm. 8:26-28).
Kita melihat bahwa di dalam ayat 26, Paulus melihat doa pada sisi manusia,
di mana Roh Kudus membantu kita berdoa dengan benar kepada Allah, maka
di ayat 27, Paulus melihat doa di dalam perspektif Allah, dimana Roh Kudus
berdoa kepada Allah untuk orang-orang kudus (atau bisa diartikan: Roh Kudus
menjadi perantara untuk orang-orang kudus. Akibat ayat 26 dan 27, maka ayat 28 menyatakan Allah turut bekerja sama dengan manusia, untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia, semua itu dapat terwujud karena adanya peran Roh Kudus.
- Fresh Anointing – urapan baru (Kis. 10:34-43).
“Di urapi oleh Allah dengan Roh Kudus,” mengingatkan pada kata-kata nabi Yesaya; “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara…, Untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita….” (Yes. 16:1-2), yang pernah dibacakan oleh Yesus di Sinagoga. Ungkapan ini menegaskan seluruh pewartaan Yesus sebagai hamba Allah yang telah diurapi dengan urapan baru – Roh Kudus. Roh Kudus merupakan penyegar utama kedahagaan roh manusia, sehingga berdampak bagi pelayanan ke berbagai bangsa, Roh Kudus menugaskan gereja memberitakan Injil dan bersaksi.
- Dampak Hidup dipenuhi Roh Kudus (Kis. 10:44-48; 11:22-26).
Rasul Petrus yang sebelumnya merupakan “seorang pecundang” berubah secara dramatis saat Roh Kudus berdampak bagi hidupnya: orang-orang tercengang menyaksikannya, karena melihat karunia Roh Kudus yang dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Warna hidupnya tidak sama seperti semula seperti seorang “pengecut”. Kini, akibat peran Roh Kudus kemanapun Petrus pergi, ada mujizat, kesembuhan dan terlebih lagi pertobatan orang-orang yang diselamatkan. Ini semua akibat langsung dari dampak kehadiran Roh Kudus dalam hidupnya.
Oleh: Pdt. A. L. Jantje Haans