Renungan Harian (20 Nopember 2017)

KEMEGAHAN PUJI-PUJIAN KEPADA TUHAN

2 Tawarikh 5:2-14

2 Tawarikh 5:14. “Sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.”

Pada tanggal 7-9 Juli 2017 yang lalu, salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung meraih juara pertama paduan suara kategori Folksong International Competition of Choral Singing di Spittal An Der Drau, Austria. Pencapaian ini tentu bukanlah keuntungan belaka tetapi melewati sebuah perjuangan. Kompetisi tersebut berlangsung 6 bulan. Dalam kompetisi tersebut, mereka bersaing dengan sembilan kelompok paduan suara dari pelbagai negara. Pesaingnya antara lain Bob Cole Chamber Choir dari Amerika Serikat; Akademski Pevski zbor Maribor dari Slovenia; Claritas Vocalis dari Jerman dan North-West University PUK-Choir dari Afrika Selatan.

Dalam Alkitab, Raja Daud adalah seorang yang ahli dalam bermain musik dan menggubah lagu. Ia mewariskan talentanya kepada anaknya Raja Salomo. Pujian dan penyembahan kepada Allah telah berdampak dalam kehidupan seluruh bangsa.

Setelah tabut perjanjian dipindahkan, Raja Salomo mengumpulkan seluruh penyanyi orang Lewi, yakni Asaf, Heman, Yedutun. Serta seratus imam peniup nafiri dan para penyanyi. Mereka menyanyikan puji-pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan. Mereka menyaringkan suara nafiri (terompet panjang), ceracap (angklung kayu), dan alat-alat musik. Ini adalah orkestra dan paduan suara yang luar biasa megahnya. Dampak dari kemegahan orkestra dan paduan suara bukan sekedar kekaguman jemaat, tetapi ada kemuliaan Tuhan yang memenuhi rumah Allah

Bukankah kerinduan umat Allah, dan kerinduan seluruh sidang jemaat untuk melihat kemuliaan TUHAN? Mari kita memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan dengan tangan yang terangkat dan kudus. Alamilah kemuliaan kehadiran Allah yang memenuhi kita, bait-Nya.

Doa: “Kami mau memuji dan menyembah-Mu dengan segenap hati kami. Kami rindu kemuliaan-Mu memenuhi seluruh hidup kami, ya Allah. Amin.”