Perintah Allah kepada Para Ibu (Bagian 4)

Berpuas Hatilah

Pernahkah Anda mengatakan, “Saya berharap anak-anak saya mendapat ranking kelas seperti si A atau si B” atau “Saya akan gembira jika anak lelaki kecilku berkelakuan seperti anaknya.” Kemungkinan yang paling merusak adalah “Coba lihat rambut keriting anak perempuan itu. Saya ingin punya seorang anak yang rambutnya keriting dan lihat apa yang saya dapat.”

Keluaran 20:17                  

Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.”

            Segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia Allah. menginginkan apa yang orang lain miliki adalah memandang rendah apa yang telah Allah sediakan bagi kita. Satu pencegahan yang baik untuk tidak menjadi iri hati adalah berterima kasih kepada Allah untuk apa yang Anda miliki, menyadari bahwa Dia menyediakan apa yang paling tepat yang Anda butuhkan.

Matius 22:37-40      

Ketaatan adalah Satu Keputusan

1 Yohanes 3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

            Yesus menyimpulkan keseluruhan Taurat Perjanjian Lama dalam 2 ayat singkat. Inilah perintah-perintah yang harus kita taati: kasihilah Allah dengan penyerahan sepenuh jiwa, kasihilah sesamamu sebagaimana Anda mengasihi diri Anda sendiri. Yesus mengatakan bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi.

Sekarang Anda mungkin mengatakan kepada diri Anda sendiri, “Tetapi saya tidak merasakan bahwa saya mengasihi Allah dengan segenap hati saya. Saya ingin tetapi saya hanya tidak tahu jika saya benar-benar melakukannya. Lagi pula, kadang-kadang saya benar-benar tidak ingin mentaati Allah, apa yang harus saya lakukan?”

Saya mempunyai kabar baik! Anda dapat mentaati perintah-perintah Allah dengan melatih keinginan Anda. Keinginan Anda adalah seperti yang Dr. Bill Gilham sebutkan “si pemilih” Anda. Anda bisa memutuskan bahwa Anda akan taat dan bahwa Anda akan mengasihi Allah, mengasihi diri Anda sendiri dan mengasihi orang lain. Perasaan Anda atau “si perasa” mungkin tidak sejalan dengan keinginan Anda untuk sementara waktu. Anda mungkin merasa tidak ingin untuk taat atau tidak terlalu mengasihi.

Bagaimanapun, jika Anda telah menetapkan pikiran dan keinginan Anda, dan jika Anda mengabaikan perasaan-perasaan tentang masalah itu, perasaan-perasaan itu perlahan-lahan akan menjadi sejalan dengan keinginan Anda.

Ini adalah satu hal yang kritis dalam ketaatan. Ketaatan berada di dalam keinginan, bukan di dalam perasaan. Ketika Anda belajar untuk menguasai konsep ini, kehidupan rohani Anda akan lepas landas! Anda tidak akan disandera kepada perasaana terpukul Anda. Anda bisa menetapkan keinginan untuk mentaati, mengabaikan perasaan-perasaan atas keragu-raguan atau atas semua pemberontakan, dan Anda akan melihat Allah mulai bekerja menurut pilihan yang telah Anda buat.

Dia sedang menantikan penyerahan kehendak Anda. Dia tahu Anda adalah seorang manusia dengan segala emosi yang dapat berubah sesuai siklus bulanan atau kualitas tidur Anda. Serahkan kehendak Anda dan emosi Anda akan dengan sendirinya ikut serta.

Doa: “Tuhan, saya telah meutuskan untuk mentaati Endkau apakah saya merasa syka atau tidak. Saya tidak lagi ingin dikuasai oleh perasaan-perasaan saya. Saya milik-Mu Tuhan. Bentuk saya seturut kehendak-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.

Oleh: Ibu Indri Haans

Check Also

Artikel Wanita Ok 25

IMAN UNTUK MENANG

Kay tidak berencana menjadi pelatih hebat. Ia juga tidak berencana menjadi orang Kristen yang vokal. …