
Apa yang Harus Saya Taati?
Pelajaran kali ini, marilah kita berfokus pada menyerahkan diri Anda sendiri kepada Allah untuk mentaati Dia. Ini adalah satu langkah yang sangat besar! Jika Anda bisa meletakkan hidup pada Bapa Anda yang di Surga, dan sepakat dengan segenap hatimu untuk mentaati setiap keinginan dan perintah-Nya, Anda sedang mengarahkan diri untuk menjadi ibu yang saleh dan bijaksana seperti yang Anda inginkan
Bagaimanakah perintah-perintah-Nya? Keluaran 20:1-17 (tentang Sepuluh Perintah Allah), dengan jelas menyatakan perintah-perintah dari Allah. Sepuluh Perintah Allah bukanlah sepuluh saran. Disebut perintah karena didasarkan pada hukum-hukum yang adalah kebenaran mutlak. Melakukannya adalah memastikan kepenuhan dan keberhasilan hidup. Tidak mentaatinya atau mengabaikan hukum-hukum ini akan membawa kehancuran diri.
Perkataan “hukum” adalah satu pernyataan tentang bagaimana hal-hal bekerja sama untuk berlakunya proses yang baik, efektif dan berhasil ketika Allah memberikan satu “hukum” tidak ada dua cara yang benar berlaku untuk mendapatkan hasil yang sama. Hanya satu itulah caranya dan itu adalah kebenaran mutlak.
Allah adalah setia untuk memberikan pada manusia, yang Dia kasihi, hukum yang disertai dengan perintah-perintah bagi semua bidang kehidupan. Keempat perintah yang pertama berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah. enam yang terakhir adalah mengenai hubungan antar manusia. Mati kita pelajari satu demi satu dan biarlah Tuhan yang menurunkannya di tengah-tengah kehidupan kita sebagai satu aliran air.
Menyembah satu Allah yang Benar (Kel. 20:3), jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Perintah ini memberikan dua bentuk perintah yang penting sekali. Kita tidak boleh memiliki allah lain di samping satu-satunya Allah yang benar dan hidup.
Menjadikan anak-anak saya saleh bukan mendewakan mereka (Kel. 20:4), jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Walupun perintah yang kedua ini saat kita baca pertama kali sekilas kelihatan sama seperti yang pertama, ada satu perbedaan yang samar.
Ada satu kecenderungan yang berkembang di antara ibu-ibu untuk menjadikan anak-anak mereka “tuhan” daripada menjadi anak Tuhan. Kita tidak boleh memusatkan kehidupan kita di sekeliling anak-anak kita, melayani setiap keinginan dan kehendak mereka, dan mentaati setiap perintah mereka!
Tanyakan pada Tuhan pertanyaan ini. “Apakah saya telah mendewakan anak saya, atau hal yang lain-lain, menjadi allah dalam hidupku yang saya tempatkan di atas Engkau?”
Pada zaman Alkitab, ketika seorang manusia menciptakan satu patung berhala, itu adalah satu bantuan penglihatan untuk mengekspresikan apa yang diyakini si pembuat patung sebagai karakterisasi dari allahnya. Tetapi penyembah-penyembah berhala, yang datang kemudian, akan mengalihkan penyembahan allah yang digambarkan patung berhala itu untuk menyembah patung berhala itu sendiri. Jadi pelarangan atas perintah itu, adalah bahwa kita tidak boleh mengalihkan penyembahan terhadap Allah kepada pengganti apapun. Kita suka tergoda untuk menggantikan Allah dengan hal-hal yang kelihatannya cukup baik – seperti kegiatan-kegiatan kita di gereja, atau pekerjaan kita, atau anak-anak kita!
Duduk diam di hadapan Tuhan dan minta Dia untuk menunjukkan kepada Anda akan allah pengganti yang ada di dalam hidupmu.
Bersambung….
Oleh: Indri Haans