2 Tawarikh 20:1-3, Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar, ” yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Yosafat adalah raja Yehuda, pada satu masa ketika Israel dibagi menjadi kerajaan bagian utara dari Israel dan bagian selatan kerajaan Yehuda. Kita akan menyoroti satu keadaan yang begitu penting di dalam hidupnya untuk menemukan beberapa prinsip tentang percaya kepada Allah. Pembacaan cerita ini seperti sebuah novel. Nikmati dan pelajarilah beberapa kebenaran yang luar biasa tentang percaya pada Allah di dalam keadaan yang sulit.
Yosafat kesulitan menghadapi bani Moab dan Amon dan juga orang Meunim, tapi Yosafat melakukan hal ini: mengambil keputusan untuk mencari Tuhan, menyerukan kepada seluruh Yehuda untuk berpuasa.
Bani Moab dan bani Amon sedang berperang dengan orang-orang Israel. Orang-orang Israel secara keseluruhan jelas kalah dari segi jumlah orang-orangnya. Kelihatannya akan terjadi satu bencana! Alkitab katakan bahwa Yosafat merasa takut. Tidakkah Anda suka akan kenyataan bahwa Alkitab tidak mengisahkan tentang pahlawan-pahlawan luar biasa melainkan orang-orang yang hidup normal dalam kesehariannya? Yosafat sedang dalam kesulitan dan dia merasa takut!
Apakah Anda merasa takut? Maka lakukanlah apa yang Yosafat lakukan! Dia mengalihkan perhatiannya untuk mencari Tuhan. Dia bahkan menyerukan puasa di seluruh Yehuda. Inilah tanggapannya yang pertama atas ketakutan dan kecemasan yang dia rasakan. Dia arahkan rasa percayanya kepada Allah.
Dalam ayat 4-11 Yosafat dan orang-orang Yehuda berdoa kepada Tuhan, dan di ayat 12 mereka mengakui kelemahan mereka: tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar itu; tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Langkah-langkah Percaya kepada Allah
Yosafat mengakui bahwa dia tidak berdaya dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Langkah pertama untuk percaya kepada Allah adalah mengakui bahwa Anda adalah lemah dan Dia kuat! Pada waktu Anda nyanyikan “Yesus sayang padaku” dengan anak Anda, dengarkan kata-kata pada bagian akhir. “Anak-anak kecil Tuhan punya, mereka lemah tetapi Dia kuat.” Mari tanggalkan kekuatan Anda, dan beritahukan kepada Yesus bahwa Anda adalah seorang anak kecil yang lemah. Kemudian puji Allah bahwa Dia kuat!
Langkah kedua untuk percaya kepada Allah adalah mengarahkan pikiranmu kepada Tuhan. Ketika Yosafat berkata, mata kami tertuju kepada-Mu,” bahwa kalimat ini tidak hanya menerangkan posisi fisik, tetapi satu bentuk hati. Ketika mata Anda tertuju kepada Tuhan, mereka bukanlah memelototi keadaan. Dalam ayat 15-17 yang berperang adalah Allah sendiri, bukan Yosafat, dan Tuhan akan menyertainya.
Langkah ketiga untuk percaya kepada Allah adalah mengenali siapa yang berperang. Ukuran kedewasaan rohani seseorang adalah seberapa cepatnya orang mengenal bahwa peperangan itu urusan Tuhan dan bukan urusan kita. Selang waktu di antara keadaan yang sulit dan kesanggupan Anda untuk percaya adalah ukuran kematangan Anda, saat Anda diproses.
Langkah keempat, ……bersambung bulan depan.
Oleh: Indri Haans