Komunikasi Sebagai Kunci untuk Pelayanan Misi yang Berbuah

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi di dalam menjalankan kehidupan. Komunikasi yang baik, akan menentukan sekali hasil akhir yang dicapai dari pelayanan yang dilakukan. Dalam pembangunan menara Babel, Tuhan mengacaukan bahasa dan berakibat terputusnya komunikasi di antara para pekerja sehingga menyebabkan gagalnya pembangunan menara tersebut (Kej. 11:1-9). Kesatuan visi, cara komunikasi dan bahasa merupakan kunci keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Ada dua komunikasi yang harus dibangun saat kita akan melayani :

  1.  Komunikasi dengan Tuhan (hubungan vertikal)

Dalam pelayanan atau pekerjaan, mintalah petunjuk dan tuntunan Tuhan. Kita harus berdoa agar kita jangan salah melangkah dan melakukan pekerjaan yang tidak Tuhan perintahkan.

Musa adalah seorang nabi yang luar biasa, suatu saat Musa tidak mendengarkan  dan melakukan perintah Tuhan dengan baik (Bil. 20:8-12). Karena ketidaktaatannya, Musa tidak bisa masuk ke tanah Kanaan.

Dalam pimpinan dan penyertaan Tuhan, kita akan melihat perkara-perkara besar yang kita kerjakan bersama Tuhan dan pasti nama Tuhan dipermuliakan.

Dalam Markus 4:35-41; pada waktu itu murid-murid Yesus melupakan dan mengabaikan keberadaan Yesus, mereka sibuk dengan urusan sendiri. Dalam hidup dan pelayanan kebanyakan orang Kristen, seringkali kita melupakan keberadaan Allah. Kita sibuk dengan aktivitas kita sendiri, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berbisnis, dan berbicara dengan teman-teman kita; betapa seringnya kita melupakan keberadaan Allah yang ada bersama dengan kita sehingga kita tidak bisa mendengar suara Tuhan.

Seringkali kita merasa sepertinya sudah mendengar suara Tuhan, sehingga membuat kita tidak mau tunduk dan taat pada otoritas yang Tuhan berikan di atasnya (kakak PA, Staff Gembala, Gembala Sidang dan lain-lain). Tuhan memberikan visi-Nya pada pemimpin gereja seperti Tuhan memberikan arahan pada Musa untuk menuntun bangsa Israel. Jika suara yang kita dapatkan adalah suara Tuhan, maka suara tersebut akan membawa kita pada penundukan diri dan ketaatan pada otoritas yang Tuhan taruh di atas hidup kita.

  • Komunikasi dengan rekan sejawat dalam pelayaan (Hubungan horizontal)

Hubungan dan pengertian yang baik dengan Allah akan mengubah seseorang menjadi mampu berkomunikasi dengan baik. Seringkali sepertinya kita mampu berkomunikasi dengan baik di gereja, terlihat manis, namun di luar gereja kita tidak dapat mengontrol kata-kata dan tindakan kita dengan baik. Lebih menyedihkan lagi, kita tidak dapat mengontrol perkataan kita dengan baik kepada teman-teman seiman yang ada di gereja ataupun di lingkungan pekerjaan. Komunikasi yang baik dan lembut lahir dari pengenalan yang benar akan Allah dan mengimplementasikan firman Allah di dalam tindakan sehari-hari.

Komunikasi yang jelas akan membuat orang lain memperhatikan dan menghargai apa yang kita bicarakan. (Amsal 18:21, Mat 12:36,37).

Dari semua di atas, hal  utama yang harus diingat dengan baik adalah kita harus berkomunikasi baik dengan Tuhan (melalui doa dan merenungkan firman Tuhan) serta melakukannya di dalam gaya komunikasi kita kepada rekan pelayanan dan pekerjaan.

TUHAN MEMBERKATI 

Refleksi buat kita semua: Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang berkomunikasi dengan Tuhan? Sudahkah kita menjadi orang Kristen yang peka terhadap pimpinan Roh Kudus? Seringkali kita melupakan Tuhan dalam banyak hal di kehidupan dan dalam pekerjaan pelayanan yang sedang kita kerjakan.

Oleh: Ronny Lesmana

Check Also

Misi

TEKAD & SEMANGAT

Oleh: Pdm. Drs. Dede Imawan Cai karacak ninggang batu laun-laun jadi dekok adalah peribahasa Sunda …