
Ketika Daud berbicara tentang Tuhan sebagai Gembala (Maz 23:1-6), ia berpikir tentang Tuhan sebagai pelindungnya. Bagi domba, gembala adalah segala-galanya. Tidak ada yang lain yang diinginkan domba selain gembalanya. Sungguh ini adalah suatu gambaran yang menyejukkan bagi setiap orang yang berada di tengah dunia yang kian panas dan tidak semakin baik. Tiada pemeliharaan dan kepastian hidup yang sejati di luar gembala yang baik, Tuhan Yesus Kristus. Daud mengibaratkan dirinya seperti seekor domba. Domba adalah binatang yang tidak dapat hidup lepas dari sang gembala sebab ia tidak dapat mencari makan dan minum sendiri atau pun melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Lemah serta tak berdaya menghadapi tantangan dan bahaya. Di dalam gambaran lemah tersebut, Daud memiliki gambaran yang indah tentang Tuhannya: Tuhanlah Gembalaku.
Seorang Gembala yang baik bertanggung jawab atas:
- Seluruh Kebutuhan Sehari-hari (Maz 23:1, 5a).
- Memberikan Ketenangan (Maz 23:2).
- Memberikan Pemulihan (Maz 23:3a).
- Memberikan Tuntunan (Maz 23:3b).
- Memberikan Perlindungan (Maz 23:4).
- Memberikan Kesembuhan (Maz 23:5b).
- Memberikan kebaikan, dan kepuasan seumur hidup (Maz 23:6).
“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.” (Yoh 10:14).
Namun, bagaimana jika keadaan hidup kita berubah? Apakah Tuhan juga berubah? Jawabannya adalah tidak sama sekali. Tuhan tetaplah Gembala yang baik.
Tujuh Kata Salib.(Luk.23:34, 43,46; Yoh.19:26-30; Mat.27;46, Mark.15:34)
Hukuman salib adalah suatu bentuk hukuman bangsa Romawi yang sangat mengerikan. Orang yang tersalib mengalami rasa sakit yang sangat menyiksa dan berkepanjangan, karena kematiannya datang dengan perlahan-lahan.
Suara apakah yang selalu terdengar dari mulut orang-orang yang tersiksa di kayu salib di Golgota? Biasanya yang terdengar adalah caci maki, sumpah serapah, tangisan yang memilukan, atau jeritan meremangkan bulu kuduk. Tapi, bukan caci maki, balas dendam, kutukan, tangisan, ataupun jeritan yang menyayat yang terdengar saat Yesus disalib, namun sejarah mencatat suatu kekecualian pada waktu Yesus Kristus disalib. Tidak ada caci maki atau pun sumpah serapah yang keluar dari mulut-Nya.
Di atas kayu salib itu Tuhan Yesus justru mengucapkan tujuh perkataan yang agung, yaitu:
- Ya Bapa, ampunilah mereka (Lukas 23:34).
- Hari ini juga engkau akan bersama Aku di Firdaus (Lukas 23:43).
- Ibu, inilah anakmu!”….Inilah ibumu (Yoh 19:26-27).
- Allah-Ku, Allah-ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat.27:46; Mark.15:34)
- Aku haus (Yoh 19:28).
- Sudah selesai (Yoh 19:30)
- Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku (Lukas 23:46).
Ketujuh kalimat Kristus yang menyatakan keagungan jiwa Sang Penebus dan kebesaran rencana penebusan Allah bagi manusia. Kalimat-kalimat-Nya menghibur umat manusia di tengah kegelapan dan menerangi jiwa-jiwa yang tersesat untuk selamanya.
Mengendalikan Badai Hati (Mark.4:35-41).
Ketika Tuhan memberi tugas kepada seseorang (Mar 4:35-41), bukan berarti ada jaminan kehidupan dan pelayanan seseorang aman tanpa masalah.
Terkadang, Dia mengijinkan beberapa hal sulit untuk kita alami agar:
- Keimanan kita bertumbuh dan berakar di dalam-Nya (Mar 4:37).
- Hal yang perlu diingat adalah bencana sebesar apa pun tidak mampu menenggelamkan kita selama Yesus ada bersama kita (Markus 4:38a) karena Yesus adalah Tuhan yang Mahakuasa.
- Jangan biarkan ketakutan menguasai diri kita (Markus 4:38b).
- Percayalah bahwa Tuhan peduli atas apa yang kita alami dan Ia akan melepaskan kita tepat pada waktu-Nya (Markus 4:39).
Jika Dia ada dalam hidup kita, maka tidak ada masalah yang dapat menenggelamkan kita. Memang perlu iman yang cukup besar untuk tahu bahwa Yesus peduli, meskipun kelihatannya tidak begitu. Namun inilah iman yang Tuhan ingin bangun dalam hidup kita.
Memiliki Iman sebesar Biji Sesawi (Lukas.17:6 TB)
Para murid agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka (Lukas.17:1-8). Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi:
- Penyesat-penyesat (Lukas.17:1-2).
- Konflik yang rumit (Lukas.17:3-4).
- Sikap yang harus ditunjukkan oleh para murid adalah mengampuni dengan tidak terbatas (Lukas.17:4).
- Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44).
- Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan (Lukas.17:5).
- Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar (Lukas.17:6).
Orang yang beriman akan melakukan kehendak Allah. Dan Allah dapat bekerja meski hanya ada iman yang kecil. Itulah yang Tuhan tuntut juga dari kita, sebagai murid-Nya yang hidup di masa kini.