Dalam agama Kristen, berdoa merupakan tindakan iman yang pelaksanaannya berlangsung secara kontinyu dan konsisten, merespons apa yang tercantum dalam 1 Tesalonika 5:17, “Tetaplah berdoa.” Sebuah firman Tuhan yang singkat, namun prakteknya berlangsung panjang dan selama-lamanya, selama manusia hidup di dalam dunia. Doa bukan hanya sebagai nafas rohani, melainkan doa adalah “filosofi kehidupan manusia.” Seperti tertera dalam kitab Mazmur 42:9c (Suatu doa kepada Allah kehidupanku.) doa adalah pokok hidup manusia, jadi doa harus dihidupi setiap orang Kristen. Sedangkan berpuasa, bukan kewajiban. Tapi orang Kristen boleh berpuasa. Ini dilakukan sebagai bagian ritual dalam memperoleh sebuah pengharapan yang dilaksanakan dalam situasi sangat serius.
Oleh karena itu, kita juga harus menyediakan waktu untuk berdoa/bersekutu dengan Tuhan Yesus, supaya kita bisa mengalami breakthrough, karena berpuasa tanpa disertai berdoa adalah sia-sia belaka. Dalam berpuasa beberapa persyaratan dasar harus terpenuhi:
1) Harus menurut pimpinan Roh Kudus; 2) Harus mempunyai tujuan;3) Berapa lama melakukan puasa; 4) Berapa lama harus berdoa?; 5) Dasar-dasar firman Tuhan berpuasa-berdoa/apa tema yang diusung?; 6) Dalam Konteks apa doa-puasa perlu dinaikkan dan dilakukan?
Di sejumlah literatur Kristen, catatan doa-puasa di dalam Perjanjian Lama, yakni:
- Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel. 24:16 dan Kel. 34:28)
- Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam. 12:16)
- Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj. 19:8)
- Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est. 4:16)
- Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
- Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan. 1:12), doa dan puasa (Dan. 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan. 10:2)
- Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
- Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (manusia dan ternak ikut puasa) (Yunus 3:7)
Sedangkan di dalam kitab Perjanjian Baru, puasa terdapat pada:
- Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat. 4:2)
- Puasa Yohanes pembaptis, tidak makan dan tidak minum (Mat. 11:18)
- Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, & minum dan tidak melihat (Kis. 9:9)
- Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kisah. 13:2-3)
- Puasa Nabiah Hana (nabi perempuan dalam PB), doa-puasa (Luk. 2:36-38).
Alkitab dan khususnya Mazmur-mazmur, mengajak kita menjadikan doa sebagai ungkapan diri kita seutuhnya dan sepenuhnya di hadapan Allah. Doa bukanlah sekedar “kata-kata mantra” untuk menyulap atau mewujudkan sesuatu keinginan, tetapi seluruh ungkapan keberadaan (eksistensi) diri dan hidup kita di hadapan Tuhan. Berdoa berarti membuka pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan kita yang paling mendalam dan tersembunyi kepada Tuhan. Sebab itu doa-puasa pada hakikatnya bukan seni ketrampilan berkata-kata, namun seni mengungkapkan perasaan yang paling dalam di hadapan Tuhan. Dalam doa, yang penting bukanlah “kata-kata yang indah” tetapi “kata-kata yang tepat” menggambarkan isi hati yang terdalam atau realitas hidup si pendoa, Tuhan Yesus menyatakan, bahwa pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar doa umat-Nya, karena itu marilah naikkan doa-doamu apalagi disertai puasa, maka pasti Tuhan menjawab doa kita!
Oleh: Pdt. Dr. A.L. Jantje Haans