DOA

Hari-hari terakhir akan merupakan tantangan besar bagi umat kristiani terhadap iman dan doa, kita memerlukan kekuatan luar biasa untuk melepaskan diri dari dampak destruktifnya. “Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan diselamatkan” (Mat. 24:13). Baik kehadiran di gereja maupun doa di akhir zaman dirancang Tuhan untuk membekali umat-Nya dengan kekuatan agar bertahan melewati ancaman akhir zaman. Petrus dan Yesus bersatu untuk memberitahukan kita: tetap sadar demi berdoa agar bisa melewati kesulitan-kesulitan ini (1 Pet. 4:7-11).

Ketika Tuhan Yesus menghadapi waktu-waktu di mana pencobaan berat melanda diri-Nya di taman Getsemani, Dia berpesan kepada murid-murid yang menyertai-Nya, apakah mereka dapat menanti bersama-Nya selama 1 jam saja? Waktu minimal itu, tidak sanggupkah kamu bertahan dalam doa 1 jam saja? (Mat. 26:40-44).

Begitu pula dalam melayani pemberitaan Injil, berdoa merupakan persiapan paling penting, jangan melakukan pelayanan tanpa persiapan doa, Kristus mencontohkan di dalam Markus 1:35-38, pagi-pagi benar Yesus berdoa di tempat yang sunyi, pagi-pagi benar merupakan waktu terbaik, meskipun banyak waktu lain kita bisa berdoa, sebab tantangan Injil memerlukan persiapan, memberitakan Injil adalah sebuah pergumulan doa yang amat menentukan, Kejadian 3:15, menyatakan adalah saat kita mengadakan konfrontasi dengan kuasa kegelapan, maklumlah “satu orang” akan kita rebut dari tangan Iblis.

Salah satu doa yang Tuhan Yesus ajarkan untuk didoakan adalah, “Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga” (Mat. 6:10). Ada lapisan makna dalam permohonan ini, sama seperti ada lapisan makna pada kedatangan Kerajaan Allah. Kerajaan-Mu datanglah, kehendak-Mu jadilah (Mat. 6:6-13). Doa merupakan undangan, bahwa kita mengikuti keinginan Bapa sorgawi melalui doa kita menyesuaikan dengan keinginan Bapa di sorga, jadi doa bukan kehendak kita, tetapi menyesuaikan dengan kehendak Bapa, jadilah kehendak-Mu.

Tuhan Yesus memberkati kita, haleluya, AMIN.