DENGAN SEGENAP HATIKU

Bersandar kepada Allah

Banyak ibu-ibu yang merasa kewalahan akan kehidupan mereka yang berada di luar kendali. Apakah Anda termasuk satu di antaranya?

Dalam artikel bulan lalu  kita belajar meletakkan fondasi hidup kita di atas firman Allah. sekarang kita akan membangun kehidupan kita batu demi batu di atas fondasi itu.

Prioritas hidup kita adalah hubungan kita: dengan Allah, dengan suami, dengan anak-anak, dengan pekerjaan dan dengan pelayanan.

Hidup dengan prioritas yang teratur akan membuat satu perbedaan kekal di dalam kehidupan Anda dan kehidupan anak-anak Anda dan anak-anak mereka! Allah menetapkan satu cara hidup yang teratur bagi Anda yang akan memberikan kepenuhan melampaui apa yang Anda dapat pikirkan.

Amsal 3:5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

Kata ‘percaya’ dalam Kamus Webster menjelaskan sebagai, “ketergantungan yang penuh pada karakter, kemampuan, kekuatan atau kebenaran dari seseorang atau sesuatu “dan “sesuatu dalam mana keyakinan itu ditempatkan”

Jadi ayat ini bisa ditulis seperti berikut: “Memiliki ketergantungan yang diyakini atas karakter, kemampuan, kekuatan, atau kebenaran dari Allah dengan segenap hati Anda dan jangan bersandar kepada pengertian Anda sendiri.”

Bisakah Anda dengan jujur memberitahukan kepada anak-anak Anda bahwa Anda percaya kepada Allah berdasarkan pengertian di atas?

Satu Gaya Hidup

Beberapa di antara Anda yang sedang membaca materi ini sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda. Anda telah meminta Dia untuk mengampuni dosa-dosa Anda dan untuk datang dan hidup di hati Anda. Pernahkan Anda maju lebih lanjut melampaui hubungan kepercayaan awal tadi, untuk menerima Dia sebagai Tuhan atas hidup Anda? Untuk menjadikan Yesus  sebagai Tuhan di dalam hidup Anda, Anda harus percaya kepada Dia daripada diri Anda sendiri. Anda harus menyerahkan kepada-Nya kendali atas semua segi kehidupanmu. Dari urusan perkawinan hingga masalah finansial sampai ke anak-anak Anda. Dia harus menjadi Tuan-nya. Bersediakah Anda percaya kepada Dia sampai sejauh itu?

Mazmur 56:11  kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

Rasul Paulus telah sampai pada puncak penderitaannya, bahkan sampai pada titik  putus asa akan kehidupannya. Ia tahu ia tak dapat mempercayai dirinya sendiri. Ini yang menjadi dasar kepercayaannya kepada Allah:

Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, (2 Korintus 1:8-10).

Kiat untuk Ibu

Bagi Anda yang telah mengambil langkah-langkah di atas untuk diperdamaikan dengan Allah, saya ingin menantang Anda di dalam dua hal:

Pertama, kaji kembali informasi di atas, mempersiapkan diri Anda untuk membagikannya dengan anak Anda. Saya terus menerus melihat anak-anak pada usia muda yang membuat pengakuan iman kepada Yesus. Anda harus siap ketika datang pertanyaan-pertanyaan dari si kecil.

Kedua, akankah Anda meminta Bapa untuk memeriksa hati Anda? Apakah Anda percaya penuh kepada Dia? Adakah bagian dari hati Anda yang ketakutan dan tidak percaya sebagaimana iman seorang anak kecil?

Oleh: Indri Haans

Check Also

Artikel Wanita Ok 25

IMAN UNTUK MENANG

Kay tidak berencana menjadi pelatih hebat. Ia juga tidak berencana menjadi orang Kristen yang vokal. …