Saya baru mendapatkan message dari seseorang yang menceritakan kesedihannya setelah pulang melayat temannya yang kehilangan anak. Anak ini berumur 14 tahun, kedapatan menggantung diri di dalam lemarinya. Selidik punya selidik, diketahui bahwa penyebab bunuh diri sang anak, salah satunya adalah karena terinspirasi dengan apa yang diceritakan oleh kartun/ komik manga (manga adalah genre kartun Jepang) .
Penggemar kartun manga di dunia maya sangat banyak, yang mengejutkan adalah komik manga ini mengajarkan berbagai hal yang terkategori sadis. Salah satu hal yang dipropagandakannya berkenaan dengan kematian, rupanya mempengaruhi anak temannya, yaitu bahwa mati itu menemukan kedamaian. Komik ini juga ada gamesnya, dan salah satu hal yang diajarkan melalui games ini adalah tentang bagaimana bisa bunuh diri secara perlahan dan penuh kedamaian. Bagi saya, ini adalah alarm yang seharusnya membangunkan kita para orang tua, guru dan siapa saja, bahwa kegiatan anak-anak kita yang aktif di dunia maya perlu diperhatikan dan didampingi.
Apa yang disampaikan ibu di atas adalah satu dari sekian kisah kelam dari dampak kemajuan teknologi yang hampir tidak lagi bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, kita menyambutnya dan mendapatkan manfaat yang tidak sedikit, tetapi seringkali terlena dengan kenikmatan yang dihadirkannya, sehingga kita tidak menyadari sisi negatif yang juga datang bersama manfaatnya.
Anak, cucu, ponakan, murid SM dan kawula remaja kita adalah generasi yang tumbuh dan berkembang bersama dengan teknologi, yang menjadikan mereka anak-anak yang canggih sekaligus terbuka terhadap berbagai informasi dan pengaruh yang bisa membimbing mereka ke arah positif, namun juga berpotensi untuk membawa mereka pada bahaya yang tak pernah terbayangkan oleh kita.
Menjadi orang tua adalah sebuah anugerah besar dari Tuhan, karena siapakah kita, sehingga Dia mempercayakan milik-Nya yang berharga, anak-anak (Mazmur 127) untuk diasuh dan dipengaruhi oleh kita?. Maka, menjadi orang tua berarti sebuah tanggung jawab yang luar biasa berat karena, di sepanjang perjalanan mengasuh permata hati ini, tanpa kita sadari kita telah menyatakan kesediaan kita membayar harga apa pun yang akan dimintakan oleh tugas pengasuhan ini. Selain itu, suatu hari kita harus berdiri di hadapan-Nya untuk mempertanggungjawabkan peran kita sebagai orang tua.
GADGET/ MEDIA TANTANGAN BAGI TUGAS ORANG TUA:
Amsal 22:6 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Firman Tuhan ini menunjukan kepada kita, bahwa anak-anak ini akan tumbuh menjadi seperti apa, tergantung siapa dan apa yang mempengaruhi mereka. Bagaimana kita bisa mengasuh anak kita tumbuh baik dan aman di tengah kepungan gadget dan segala hal yang didatangkannya, ke dalam hidup keluarga dan khususnya anak-anak kita?
SISI NEGATIF/ BAHAYA DARI DUNIA MAYA YANG DIHANTARKAN GADGET :
Bahwa, anak-anak kita begitu bergantung kepada teknologi adalah hal yang tidak bisa kita sangkali. Teknologi telah menyentuh semua alat-alat kehidupan ini, dari mainan, alat belajar, alat hiburan, alat kerja dan alat bersosialisasi, sehingga tidak lagi kita sanggup hidup tanpa kehadiran gadget.
Ada hal mendasar yang perlu kita sadari dan pertimbangkan berkenaan dengan sisi negatif yang didatangkannya, antara lain:
- Mengubah pola hubungan/ komunikasi dalam keluarga:
Gadget telah membentuk ulang komunikasi dalam keluarga, karena kita tidak lagi menikmati waktu kebersamaan, untuk bercakap-cakap secara langsung dalam tingkatan pribadi bagi satu sama lain. Gadget dan media mengalihkan perhatian kita dari anggota keluarga kita, ke tempat dan orang yang maya.
*Memberi paparan tentang hal/orang atau informasi yang negatif:
- Situs-situs yang berbahaya seperti situs penganjur bunuh diri.
- Games-games kekerasan yang membelokkan nurani anak-anak yang sedang bertumbuh, membentuk otak, emosi dan prilaku anak.
- Pornografi, yang meracuni dan merusak pikiran, moral dan rohani anak.
- Internet berpotensi mempertemukan anak-anak kita dengan orang-orang yang salah dan mengerikan yang bermaksud jahat untuk memanfaatkannya, baik lewat games maupun perkenalan di media sosial,
Apa yang dapat kita lakukan untuk mendampingi/ melindungi anak-anak kita?
- TEBUSLAH WAKTU.
Efesus 5:15-16 mengatakan, bahwa sebagai orang tua kita harus mengenali tantangan zaman ini. Kita tidak bisa membiarkan semuanya berlangsung mengalir begitu saja. Ini adalah waktu-waktu yang jahat, kita perlu menggunakan semaksimalnya kesempatan yang kita miliki (menebus waktu) untuk membimbing dan melindungi anak-anak kita dalam tumbuh kembangnya. Muridkan anak-anak kita bagi Tuhan sejak dini!
- MEMBANGUN/ MELINDUNGI POLA RELASI KELUARGA.
Bangunlah sebuah kesadaran yang dijaga dengan kesepakatan untuk membangun hubungan berkualitas yang ditandai dengan hubungan pribadi, komunikasi langsung dengan tatap mata, tanpa dialihkan oleh kegiatan dengan gadget. Jadilah teladan yang memberikan contoh bijak menggunakan gadget, dan bagaimana berkomunikasi pribadi dalam hidup sehari-hari.
- MEMBATASI DAN MENGEDUKASI ANAK.
Bijak memberikan akses gadget kepada anak-anak yang masih kecil. Anak-anak SD belum saatnya menggunakan gadget bersambungan internet dengan akses tanpa batas, dan mereka membutuhkan pendampingan melekat. Anak-anak yang sudah remaja, membutuhkan hubungan pribadi yang dekat, sehingga diskusi dan pembimbingan masih terus diberikan melalui percakapan sehari-hari yang berpusat pada nilai-nilai firman Tuhan.
Kiranya Tuhan menolong kita dalam mengemban tugas maha berat sebagai orang tua, bagi generasi digital.
Oleh: Hellen Pratama