
Kesaksian kali ini datang dari seorang ibu yang akrab dipanggil dengan Mama Shella, karena bagi suku Batak, seorang ibu biasa dipanggil dengan nama anak pertamanya. Ia tinggal di daerah Bale Endah, menikah dengan Bapak Sihite dan telah dikarunia dua anak, yang masing-masing diberi nama Shela dan Fajar.
Mama Shela mulai bergabung dengan GBI Pasirkoja pada tahun 2015 di ibadah umum 3 yang saat itu dimulai pk.17.00 di bawah penggembalaan Pdp. Hokie Widjaya. Selain ibadah raya, Mama Shella juga aktif mengikuti care cell bersama Ibu Benyamin.
“Di care cell inilah iman saya bertumbuh, pengenalan akan TUHAN Yesus semakin baik. Ibu Benyamin menekankan kepada kami untuk setia berdoa karena di dalam doa pasti ada jawaban. Juga untuk jangan lupa setia membawa perpuluhan karena itu hak-Nya TUHAN,” kata beliau. Namun, bersamaan dengan Pandemi Covid 19, di mana ibadah on site diganti dengan ibadah on line sehingga praktis Mama Shella tidak bisa beribadah lagi. Di tengah kehidupan yang sangat berat, dengan pekerjaan suami yang sebagai karyawan dari sebuah home industry, Mama Shela mengatakan terasa sangat kurang untuk menghidupi kedua anaknya, sehingga ia berusaha menambahnya dengan berjualan makanan dari rumah ke rumah, dan karena hasil usaha dagangnya tidak menentu, ia juga bekerja sebagai buruh cuci pakaian.
“Tetapi kami tetap setia berdoa, care cell dan belajar membawa perpuluhan kepada Tuhan. Dua tahun kami menjalani kehidupan dengan bekerja keras seperti itu, dan kami terus percaya kepada Tuhan Yesus dengan memohon dalam doa untuk mukjizat Tuhan. Ternyata di awal pandemi Covid, saya justru diberi jalan dan keberanian oleh Tuhan untuk mulai membuka warung seadanya dengan mengontrak sebuah tempat. Seiring waktu, Tuhan terus menyatakan kasih dan kuasa-Nya, warung kami semakin baik dan barang dagangan bertambah banyak,” cerita Mama Shela.
“Tiba-tiba setelah 4 bulan kami buka, yang punya warung minta kami pindah karena mau dipakai. Kami sedih dan bingung mendengar itu, namun kuasa TUHAN luar biasa, kami dipertemukan dengan seorang pemilik kios dan bisa mengontrak dengan pembayaran pertiga bulan dengan tarif 11,5 juta pertahun. Tetapi, baru kami berjalan beberapa bulan, tiba-tiba pemilik kios meminta kami membayar kontrak perdua tahun. Tentu kami kaget mendengarnya karena kami tidak memiliki dana sebesar itu. Kami cerita ke Bang Adi Sigiro dan Ko Januar yang selama pandemi setia mengunjungi dan berdoa bagi kami. Dan Pak Ferry Simanjuntak juga berdoa bagi kami dan mengatakan, Tuhan akan melakukan mukjizat-Nya. Ya sekali lagi DOA itu Luar biasa. TUHAN Yesus menjawab seruan anak-anak-Nya yang berharap kepada Nya – Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.”
Namun, gangguan selalu saja datang dengan berbagai cara. Ada beberapa pemilik warung di sekitar jalan di mana kami usaha yang datang dan bertanya kalau kami memakai jimat apa, sehingga usaha warung kami bisa ramai pembelinya. Ada yang bertanya pakai dukun mana? Saya hanya mengatakan warung ini milik Tuhan, tidak mungkin saya menggunakan jimat atau dukun. Tuhan Yesus cukup bagi kami untuk diberkati. Puji Tuhan sampai saat ini kami masih merasakan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan,” lanjut Mama Shela lagi.
Melalui kesaksian ini, saya ingin mengajak kepada bapak dan ibu yang masih ragu membuka rumahnya untuk care cell untuk segera bertindak membuka pintu rumah Anda untuk pekerjaan Tuhan, maka Tuhan akan memberkati kehidupan rumah tangga Anda. Jangan ragu juga untuk mengikuti care cell, jangan tinggalkan waktu berdoa karena di dalam doa pasti ada jawaban dan setia membawa perpuluhan yang merupakan hak-Nya Tuhan. Tuhan berjanji, bahwa Ia akan membuka tingkap langit untuk memberkati kita dengan berlimpah. Amin.