
PERTEMUAN 1
Membangkitkan Pemimpin Melalui Pemuridan
Contoh: Musa dan Yosua
(Ul. 34:9; Kel. 17:8-13; Kel. 33:11)
Pendahuluan
Cara terbaik untuk membangkitkan pemimpin baru adalah melalui pemuridan. Pepatah mengatakan, “pemimpin tidak dilahirkan, tetapi dibentuk.” Pemuridan adalah proses pembentukan seorang bayi rohani menjadi pemimpin. Care cell atau bidang pelayanan apa pun yang gagal memuridkan, gagal mempersiapkan pemimpin untuk masa yang akan datang.
Isi
Musa berhasil mempersiapkan Yosua menjadi pemimpin yang melanjutkan pelayanan bagi generasi berikutnya. Dari pengalaman itu kita dapat menerapkan beberapa hal berikut ini untuk membangkitkan pemimpin dalam pelayanan di care cell kita:
1. Untuk menjadi pemimpin, para anggota cell harus dilatih hidup dalam persekutuan yang akrab dengan Tuhan setiap hari.
Pemimpin cell harus punya iman, bahwa semua anggota cellnya adalah calon-calon pemimpin. Pemimpin cell harus memperjuangkan semua anggota cellnya untuk menjadi pemimpin sehingga kelak dapat merintis dan memimpin cell yang baru. Yosua dipersiapkan menjadi pemimpin dengan cara dilatih untuk bersekutu dengan Allah. Yosua terbiasa mendampingi Musa bersekutu dengan Tuhan saat Musa menghadap Tuhan di Kemah Pertemuan atau Kemah Suci (Kel. 33:11).
2. Memberi kesempatan pada anggota cell untuk terlibat aktif dalam pelayanan di lapangan.
Yosua memerangi Amalek, dan Musa mendoakannya serta memberikan arahan-arahan yang diperlukan oleh Yosua (Kel. 17:8-13). Tidak ada pemimpin yang akan dibangkitkan bila mereka tidak diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam pelayanan, tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan dan mengorganisir sumber daya.
3. Meneruskan urapan kepada anggota cell.
Musa meneruskan urapannya kepada Yosua melalui pemuridan dan penumpangan tangan (Ul. 34:9). Pemimpin cell harus sering-sering mendoakan anggota cellnya dan menumpangkan tangan, agar mereka menerima urapan Roh Kudus sehingga dapat melayani secara efektif.
4. Pemimpin cell memberikan penegasan dan wibawa kepada calon pemimpin di hadapan anggota cell yang lain.
Saat Musa menumpangkan tangan kepada Yosua, sebenarnya ia juga memberikan wewenang kepemimpinan kepada Yosua. Ini berbicara bahwa generasi di atas atau pemimpin cell harus memberikan penegasan di hadapan umat. Sehingga generasi muda atau calon pemimpin yang akan melanjutkan kepemimpinan memiliki wibawa dalam kepemimpinan mereka kelak.
Kesimpulan
Tidak ada jalan pintas untuk membangkitkan pemimpin-pemimpin baru dalam pelayanan. Semuanya harus melalui proses pemuridan. Untuk membuat anggota cell menjadi pemimpin pada masa yang akan datang, pemimpin cell harus: melatih anggotanya bersekutu dengan Tuhan, memberikan kesempatan pada mereka untuk terlibat dalam pelayanan, meminta agar Roh Kudus mengurapi mereka dan meneruskan wibawa kepada mereka.
Pertanyaan dan Penerapan
Tanyakan pada anggota cell saudara, dari 4 cara membangkitkan pemimpin baru di atas, manakah cara yang masih perlu ditingkatkan di dalam care cell saudara?
PERTEMUAN 2
Menjadi Murid Kristus dan Menghasilkan Murid
(2 Tim. 2:2; Kis. 2:41-47)
Pendahuluan
Tuhan telah mengatur siklus kehidupan dengan cara “menerima dan memberi”. Sesuatu yang terus-menerus menerima akan menjadi tidak sehat. Laut mati selalu menerima air tapi tidak pernah mengalirkannya kembali, maka tidak ada kehidupan di sana, karena tingkat garamnya sangat tinggi. Berbeda dengan danau Galilea, banyak ikan berkeriapan di sana karena danau Galilea selain menerima juga mengalirkan air yang diterimanya.
Orang percaya juga demikian. Kita tidak bertumbuh bila terus menerima sesuatu dari orang lain tanpa pernah memberi. Atau terus dilayani tanpa pernah melayani orang lain. Kita juga diutus untuk memuridkan orang lain. Paulus menasihati Timotius agar memuridkan orang lain lagi setelah sebelumnya Timotius dimuridkan oleh Paulus (2 Tim. 2:2).
Isi
Orang-orang percaya mula-mula dalam Kisah Para Rasul juga telah dimuridkan dan memuridkan orang lain. Beberapa pelajaran pemuridan dari Kisah Para Rasul 2:41-47, yaitu:
1. Pemuridan dimulai sejak pertobatan (ay. 41).
Orang-orang yang percaya kepada berita Injil, memberi diri mereka dibaptis, kemudian dimuridkan oleh para rasul. Orang yang baru percaya hanyalah bayi-bayi rohani. Untuk menjadi dewasa dalam iman mereka harus dimuridkan. Orang yang baru percaya, seharusnya memberi diri dimuridkan di antaranya melalui care cell.
2. Pemuridan berlangsung tidak hanya dalam komunitas besar tetapi terutama dalam komunitas kecil (ay. 42, 46).
Orang percaya mula-mula tidak hanya beribadah dalam kumpulan besar, tetapi juga dimuridkan dalam kelompok-kelompok kecil di rumah mereka masing-masing secara bergilir. Itu sebabnya gereja memfasilitasi jemaat untuk dimuridkan melalui care cell-care cell. Hadirilah salah satu care cell secara rutin sebagai tanda bahwa saudara memberi diri dimuridkan bagi Yesus.
3. Di dalam pemuridan ada pengajaran, doa dan persekutuan (ay. 42-45).
Firman Tuhan terus diajarkan kepada orang percaya. Selain itu mereka juga tekun berdoa dan hidup dalam persekutuan kasih satu terhadap yang lain. Kasih Allah bertumbuh di antara mereka, sehingga mereka rela berkorban dan segera menolong saudara-saudari mereka yang sedang menderita. Semua ini seharusnya juga terjadi di dalam care cell.
4. Melalui pemuridan jiwa-jiwa dijangkau bagi Kristus (ay. 47).
Melalui pemuridan, hidup orang percaya diubahkan. Kehidupan yang diubahkan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk percaya kepada Injil. Bayangkanlah bila semua anggota care cell berubah, maka mereka akan menjadi daya tarik untuk banyak orang dibawa kepada Tuhan dan bergabung ke care cell.
Kesimpulan:
Murid sejati memberi diri untuk segera dimuridkan sejak saat pertobatannya. Ia tidak hanya hadir dalam Ibadah Raya Minggu, tetapi juga dalam pertemuan-pertemuan care cell. Melalui pemuridan kita menerima pengajaran firman Tuhan, berdoa bersama dan hidup dalam persekutuan kasih dengan saudara-saudari seiman kita serta menjangkau jiwa bagi Kristus.
Pertanyaan dan Penerapan
1. Menurut saudara, bagaimanakah kita dapat meningkatkan kasih di antara sesama anggota care cell?
2. Menurut saudara, bagaimana kita dapat meningkatkan penjangkauan jiwa-jiwa melalui pelayanan care cell?
PERTEMUAN 3
Discipleship Takes Time and Patience
Pemuridan Membutuhkan Waktu dan Kesabaran
(Luk. 15:4-20)
Pendahuluan
Membentuk murid yang dewasa dalam iman tidak terjadi secara instan. Proses pemuridan berlangsung seumur hidup. Karena itu, baik yang memuridkan maupun yang dimuridkan harus memiliki kesabaran dalam prosesnya.
Isi
Dari Lukas 15, kita akan belajar beberapa sikap yang diperlukan dalam proses pemuridan agar berhasil.
1. Dari perumpamaan domba yang hilang (Luk. 15:1-7).
Jiwa yang dimuridkan dulunya terhilang di dalam dosa. Seorang pemurid seperti seorang gembala, harus dengan tekun mencari mereka sampai mendapatkannya walaupun menghadapi berbagai tantangan. Seorang pemurid akan mengalami sukacita yang sangat besar ketika telah memimpin orang-orang terhilang kepada keselamatan.
2. Dari perumpamaan dirham yang hilang (Luk. 15:8-10).
Pemuridan membutuhkan kecermatan, karena orang yang dimuridkan adalah jiwa yang sangat berharga. Jangan mudah menyerah, setiap anggota cell yang kita muridkan membutuhkan perhatian satu demi satu secara cermat, karena setiap orang unik dan mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
3. Dari perumpamaan anak yang hilang (Luk. 15:11-24).
Pemurid harus memiliki hati bapa yang mengasihi orang-orang yang dimuridkan. Bahkan dapat tetap berbesar hati bila orang dimuridkan melakukan kesalahan sekalipun dan bersedia mengampuni mereka. Orang yang dimuridkan harus sungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa mereka dan menyerahkan hidup mereka secara total kepada Tuhan.
Kesimpulan
Pemuridan adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, kecermatan dan hati yang dipenuhi kasih Allah untuk dapat memuridkan orang lain. Jangan menyerah dalam prosesnya, Tuhan pasti menolong saudara dan memberikan hikmat yang saudara perlukan saat memuridkan. Bagi saudara yang dimuridkan milikilah hati anak yang baik, dan kesungguhan untuk bertobat dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan Yesus.
Pertanyaan dan Penerapan
1. Banyak pemuridan tidak berhasil karena tidak adanya kesabaran dan ketekunan. Orang yang tergoda untuk mendapat hasil yang cepat dalam pemuridan akan kecewa. Mintalah satu atau dua orang anggota care cell menceritakan pengalaman mereka bagaimana mereka membutuhkan kesabaran dan ketekunan dalam membawa jiwa bagi Yesus!
2. Berdoalah bersama semua anggota care cell saudara, supaya Tuhan mengaruniakan hati yang sabar, tekun, cermat dan penuh belas kasihan untuk membawa jiwa-jiwa bagi Yesus dan memuridkan mereka dalam care cell.
PERTEMUAN 4
Ujian Iman Seorang Murid (Yak. 1:3-5; Ibr. 11:1-6)
Pendahuluan
Ujian iman dimaksudkan untuk membuat kita semakin kuat dan bertumbuh secara rohani. Ujian iman bisa datang dalam bentuk: a). KESUKARAN, contoh bangsa Israel di Mesir. b).PENDERITAAN, contoh Ayub. c) PENUNDAAN, contoh Abraham yang menantikan kelahiran Ishak selama 25 tahun. d)KEBENCIAN dan ANIAYA, contoh gereja mula-mula di Kisah Para Rasul.
Isi
Bagaimana sikap seorang murid Tuhan saat menghadapi ujian iman?
1. Berbahagia atau bersukacita (Yak. 1:2).
Sikap akan sangat menentukan kemenangan kita. Saul takut saat Goliat tampil, dan ia menularkan ketakutannya kepada semua tentara Israel. Tetapi Daud datang menghadapi Goliat dengan iman dan keyakinan akan penyertaan Allah. Dalam pertempuran akhirnya Daud menang, Goliat ditumbangkan dan ia menularkan “roh kemenangan kepada seluruh tentara Israel,” sehingga mereka bangkit dari keterpurukan.
Saat menghadapi ujian iman, orang percaya dinasihati agar mereka menghadapinya dengan sikap yang positif yang bergembira atau bersukacita bukan menghadapinya dengan sikap hati yang kerdil atau kecut.
2. Tetap bertekun dalam iman (Yak. 1:3-4).
Ketekunan berasal dari kata hupomone, artinya bertahan dalam jangka waktu yang panjang sampai melihat hasilnya. Yakobus menggunakan dua ilustrasi untuk menggambarkan ketekunan:
· Petani bertekun sejak saat ia membajak ladangnya, menabur benih, menyiraminya, menyiangi (menyingkirkan rumput-rumput liar), dan akhirnya mendapatkan tuaian (Yak. 5:7).
· Ayub yang bertekun dan akhirnya memperoleh berkat dua kali lipat (Yak. 5:11)
Yakobus meyakinkan kita, bahwa bertekun dalam iman sekalipun kita sedang dalam kesukaran atau penderitaan akan membuat kita memperoleh kemenangan pada akhirnya. Kita pasti akan menuai buah iman setelah kita melewatinya.
3. Meminta hikmat dengan penuh iman (Yak. 1:5-6).
Kita membutuhkan hikmat Tuhan untuk dapat menang dalam ujian iman. Apakah ujian iman itu datang dalam bentuk kesukaran, penderitaan, penundaan, maupun aniaya. Hikmat Tuhan mampu membuat kita mengambil keputusan yang benar dan bersikap dengan benar dalam semua situasi itu.
Kesimpulan
Semua murid Tuhan pasti akan mengalami ujian iman. Ujian iman dimaksudkan untuk menguatkan dan mendewasakan iman kita. Entah ujian itu datang dalam bentuk kesukaran, penderitaan, penundaan atau bahkan kebencian dan aniaya sekalipun, kita dapat mengalami kemenangan bersama Kristus. Saat menghadapi ujian iman, melalui rasul Yakobus, Tuhan menasihati kita untuk mempunyai sikap yang positif, tetap bertekun dalam iman dan tidak menyerah, serta meminta hikmat dari Tuhan.
Pertanyaan dan Penerapan
1. Apakah ujian iman yang saudara hadapi akhir-akhir ini? Mintalah satu atau dua anggota care cell menceritakannya!
2. Mintalah anggota care cell yang lain untuk menghibur serta menguatkan hati mereka serta doakanlah secara bersama-sama supaya setiap anggota care cell yang sedang mengalami ujian iman dapat mengalami kemenangan.
GBI Pasir Koja 39 Bandung