
KELIMPAHAN
Markus 12:41-44
Lukas 16:11. “Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”
Kaya adalah memiliki banyak harta, sedangkan berkelimpahan adalah apa pun keadaannya, kita bisa berbagi dengan orang lain. Orang yang murah hati akan memberi, bahkan di saat mereka tidak punya apa pun untuk diberi.
Siapa pun bisa menjadi murah hati ketika mereka berkelebihan. Kita bisa bermurah hati dengan uang atau waktu kita, ketika memiliki banyak uang atau waktu luang. Kita bisa bermurah hati dengan tenaga ketika kita punya banyak tenaga lebih. Namun sebaliknya, ketika kita tidak punya cukup waktu, cukup tenaga, cukup uang untuk kita sendiri. Ini ujiannya. Apakah kita setia dan tetap percaya kepada Allah dengan tetap bermurah hati?
Allah kita adalah yang murah hati. Allah ingin kita bermurah hati, karena Dia ingin kita menjadi seperti Dia. Allah sering menyuruh kita melakukan hal yang mustahil untuk memperkuat iman kita. Ketika kita memberikan yang kita punya dari kekurangan kita, maka kita tidak akan kehilangan apapun karena kita adalah anak-Nya yang sudah diberkati-Nya.
Selalu ada masa penundaan di antara menabur dan menuai. Selalu ada sebuah musim di antara masa tanam dan masa panen. Apa yang akan terjadi selama musim penundaan itu? Itu adalah waktu bagi ujian iman kita.
Apakah kita akan setia memberi saat kita berkekurangan? Apakah kita akan terus melakukan hal yang benar? Maukah kita melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan meski itu sulit, dan kemudian menantikan apa yang akan Tuhan lakukan?
Kisah janda miskin di Alkitab tidak diceritakan pada akhirnya menjadi kaya raya. Namun, jelas Tuhan Yesus menyatakan, bahwa janda miskin ini memberi lebih banyak daripada orang kaya. Berarti janda miskin ini hidup berkelimpahan dengan kemurahan hatinya.
Doa: “Bapa di dalam nama Yesus, aku mau bermurah hati karena aku sudah diberkati. Amin.”
Bacaan Setahun: Markus 12:1-17; Kisah Para Rasul 23:12-22; Mazmur 107:23-43; Bilangan 8.