Musik

Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! (Mazmur 149:3)

“Selain pengajaran yang sehat dan benar, pujian dan penyembahan adalah hal terpenting dalam kekristenan” Martin Luther.

Dalam masa kegelapan besar (dark ages), gereja selain menjual surat pengampunan dosa dan melarang orang awam membaca alkitab apalagi menterjemahkannya. Gereja juga melarang adanya nyanyian dan pujian. Hal ini menurut Martin Luther sungguh-sungguh mematikan gereja. Ini yang mendorong dia melakukan protes, sehingga dikenal sebagai awal gerakan Protestan (Protestant Reformation). Sejak itu lagu-lagu rohani diciptakan, gereja mengalami kebangkitan yang besar, bahkan di zaman Wesley bersaudara, ribuan lagu rohani diciptakan menyertai kegerakan besar gereja.

Musik, pujian dan penyembahan tidak pernah bisa dipisahkan dari gereja Tuhan. Bahkan, ini menjadi salah satu parameter kesehatan gereja. Sama seperti musik sekuler yang menunjukkan keadaan generasi saat itu, misalnya lagu-lagu jazz dan blues muncul dalam masa orang-orang kulit hitam mengalami tekanan rasial dan penderitaan, musik country marak di tengah suasana alam dan budaya Amerika yang masih sangat asri dan rohani. Di Eropa, musik klasik menunjukan selera dan kualitas hidup masyarakatnya saat itu. Dalam masa pemberontakan generasi setelah perang Vietnam (flower generation); muncul musik hard rock, punk, metal yang menggambarkan suasana hati mereka saat itu.

Di sisi lain, musik dan lagu bisa dipakai untuk menyampaikan pesan dan mengajar. Apakah nilai-nilai yang luhur, suci  dan mulia dan sebaliknya mendorong untuk melakukan  pemberontakan, perzinahan, seks bebas dan hal buruk lainnya. Hal ini tidak aneh karena Iblis sebelum jatuh ke dalam pemberontakan kepada Tuhan adalah malaikat pemuji. Dia tahu persis kekuatan dari sebuah lagu. Sebuah lagu bisa membawa orang masuk ke dalam hadirat Tuhan, mengalami pemulihan dan membangkitkan  iman, sebaliknya sebuah lagu bisa membuat orang membenci sesama, menghujat Tuhan, mengalami krisis moral, depresi bahkan bunuh diri. Musik, bisa mempengaruhi jiwa dan roh seseorang.

Kita bersyukur, sejak pemulihan pondok Daud, yaitu pemulihan peran pujian dan penyembahan  terjadi di seluruh dunia termasuk  Indonesia, gereja mengalami pertumbuhan yang hebat. Karunia Roh Kudus bekerja disertai penuaian jiwa-jiwa. Ibadah gereja menjadi hidup dan disukai. Gereja-gereja besar mulai bermunculan, generasi muda tertarik untuk datang beribadah, karena ibadah tidak lagi membosankan dan kering. Jika Tuhan ditinggikan dan hadirat-Nya dihormati, kuasa-Nya akan dinyatakan dengan tidak terbatas. Biarlah memuji  dan memyembah menjadi gaya hidup kita, bukan hanya di gereja tapi dalam keseharian. Kuasa-Nya akan membawa berkat dan kemenangan.

Oleh: Pdt. Simon Irianto

Check Also

Pesan Gembala Agust

KEMERDEKAAN

Oleh: Pdt. Dr. A.L. Jantje Haans Dalam teologi Kristen, kemerdekaan Kristen merujuk pada anugerah Allah …