BATU KARANG

Landasan yang Goyah

Sama seperti beberapa di antara Anda, saya dibesarkan di keluarga Kristen. Keluarga saya bukan hanya pergi ke gereja, kami juga membuka pintu bagi setiap orang untuk hadir dan menguncinya kembali pada saat semuanya sudah pulang. Saya dilahirkan pada hari Minggu, 7 September 1952 dan 2 minggu kemudian sudah dibawa ke tempat penitipan anak di gereja! Tetapi seluruh kegiatan di gereja tidaklah menyiapkan saya untuk menjadi seorang ibu. Saya sudah membaca bahkan menghafal banyak ayat Alkitab dan menyaksikan kehidupan orang tua saya yang saleh. Saya mendengar perkataan-perkataan Yesus, tetapi tidak melakukan apa yang dikatakan-Nya. Sebagai akibatnya rumah kami berdiri di atas landasan yang goyah.

Matius 7:24-25, “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Dari ayat ini ada 2 hal yang Yesus katakan untuk kita lakukan, yaitu: mendengar dan melakukan perkataan-Nya. Kalau kita mau membangun rumah yang kokoh maka kita harus membangunnya di atas batu. Yesus adalah batu karang yang teguh.

Ayat 25, dalam hidup kita ada hujan, banjir dan angin, yang mewakili: kesulitan dalam pernikahan, ketegangan finansial, persoalan dengan anak, suami, terlalu banyak bekerja: tidak cukup waktu dan tenaga, masalah dengan ipar atau mertua, pindah ke tempat yang baru. Tetapi perhatikan apa yang membuat rumah itu tetap berdiri, didirikan di atas batu!

Sebaliknya, orang yang mendengar perkataan Yesus tapi tidak melakukannya digambarkan oleh Yesus sebagai orang bodoh (Matius 7:26-27).

Untuk mendengarkan perkataan Yesus kita membutuhkan disiplin rohani. Ada beberapa unsur pokok yang dilibatkan dalam proses ini:

  • Ambil waktu berdiam diri beberapa menit untuk mendengarkan. Jadilah seperti seorang anak kecil. Ketika kita datang kepada Bapa dengan keterbukaan yang tulus dan percaya, Dia akan menjawab. Jika kita menerima petunjuk, Dia akan memberikannya. Nantikanlah Dia hingga kita mendengar suara Gembala kita.
  • Catat apa yang kita yakini sebagai sesuatu yang kita dengar dari Allah.
  • Diskusikan dengan suami Anda apa yang telah Allah katakan. Langkah ini sangat penting bagi para isteri. Allah memberikan wawasan hikmat kepada para suami atas keluarganya. Dengarkan suamimu. Jika pesan itu memang dari Allah, akan ada persetujuan dari semua penasihat-penasihat rohani kita.
  • Setiap pesan yang datang dari Tuhan akan sesuai dengan firman-Nya.

Kiat untuk Ibu

Hari ini, pergunakanlah 15 menit pertama untuk duduk diam dalam hadirat Allah. katakan kepada Allah bahwa Dia boleh berbicara tentang apapun yang Dia ingin kepada Anda dan Anda akan mendengarkan.

Tugas kita sebagai seorang ibu adalah sebagai pelatih, bukan seorang penghibur! Perkembangan karakter anak kita adalah lebih penting dari pada kesenangannya!

Sumber: Hikmat bagi para ibu – Denise Glenn

Oleh: Indri Haans

Check Also

Artikel Wanita Ok 25

IMAN UNTUK MENANG

Kay tidak berencana menjadi pelatih hebat. Ia juga tidak berencana menjadi orang Kristen yang vokal. …