
Mari Pahami Kemerdekaan Kristen Indonesia. Bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya 17 Agustus 1945. Kemerdekaan berarti terbebasnya dari penjajahan atau penindasan, dan sekaligus Indonesia diakui secara hukum internasional sebagai negara yang berdaulat , bebas mengatur segala urusan kenegaraannya. Namun, apakah benar kemerdekaan itu dirasakan oleh seluruh rakyatnya , apakah ada jaminan supaya kemerdekaan itu teguh berdiri?
Mengutip perkataan dari tokoh perjuangan yaitu Ki Hadjar Dewantara yang mengatakan: “Kemerdekaan suatu negara dapat dijamin teguh berdiri apabila berpangkal pada kemerdekaan jiwa.” yang mana perkataan itu pun diucapkan tepat sama oleh Buya Hamka. Dari sini kita dapati bahwa betapa pentingnya “kemerdekaan jiwa” itu demi teguhnya kemerdekaan suatu negara. Jika ternyata masih banyak orang (khususnya orang Indonesia) yang merasa bahwa dirinya masih terjajah, baik merasa terjajah oleh suatu kuasa atau hukum, atau kekuatan lainnya, maka itu bisa diartikan bahwa jiwa orang tersebut belum merdeka atau masih terikat oleh kuasa lainnya yang membuat jiwanya merasa menderita. Kalau begitu, bagaimana supaya memperoleh kemerdekaan jiwa?
Roma 6:22 : “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.”
Beberapa hal berkaitan dengan kata “kemerdekaan” tersebut, yaitu:
- Dimerdekakan Dari Dosa.
Semua manusia harus dimerdekakan dari dosa. Mengapa? Karena dosa merupakan suatu kuasa yang menjajah jiwa manusia atau yang mengikatnya sehingga seluruh manusia menuju kepada kebinasaan. Dosa telah ada di dunia ini baik itu sejak dinyatakan oleh hukum Taurat di zaman nabi Musa, atau bahkan juga sejak dari zaman manusia pertama Adam (Roma 5:13).
Sadar atau tidak, manusia berjuang untuk supaya jiwanya terlepas dari kuasa dosa yang mengikatnya supaya “merdeka.” Berbagai upaya dilakukannya seperti: beragama atau berkeyakinan, bersedekah/beramal, tradisi budaya leluhur, banyak belajar tentang ke-Tuhan-an, berusaha hidup suci, dan sebagainya. Namun tanpa disadari juga bahwa sesungguhnya jiwa mereka tetap “terjajah” dan terikat oleh kuasa dosa. Mengapa? Karena dosa bukan hanya sebagai kuasa tetapi juga hukum yang mengikatnya dan lebih lagi ia (dosa) merupakan sengat maut (1 Kor. 15:56), itu sangatlah berbahaya.
Hanya ada satu “kuasa” yang dapat melepaskan atau memerdekakan manusia dari ikatan dosa, yaitu melalui Roh Allah yang hidup. Selama manusia hidup di dunia ini, maka untuk terbebas dari dosa harus mengalami pengampunan dosa. Pengampunan dosa ini hanya bisa dilakukan oleh kuasa yang dari Allah yaitu “Anak Manusia” yang adalah Tuhan Yesus Kristus yang berfirman: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” (Mat. 9:6; Mar. 2:10; Luk. 5:24) Karenanya, semua yang percaya dan menerima Yesus Kristus adalah orang-orang yang telah mengalami kemerdekaan dari hukum dosa dan hukum maut, sebagaimana tertulis (di Roma 8:2): “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” - Menjadi Hamba Allah.
Menjadi hamba Allah merupakan implikasi atau kelanjutan setelah dimerdekakan dari dosa yang artinya dulu terikat atau terjajah oleh kuasa dosa, bahkan diperbudak olehnya, tapi sekarang telah berubah menjadi hamba Allah. Artinya setelah dimerdekakan, hidup sebagai orang merdeka yang melayani Allah yang hidup dengan mentaati firman Tuhan. Kemerdekaan dari dosa, bukan untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan sebagaimana tertulis (di 1 Petrus 2:16): “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
Tuhan Yesus telah memerdekakan kita dari dosa, sehingga kita sebagai hamba Allah tentunya akan mengikuti-Nya sebagaimana tertulis di Roma 6:18: “Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Mengapa dikatakan sebagai hamba kebenaran? Karena tidak lagi terjajah oleh dosa dan menuruti dosa lagi tetapi sekarang tunduk dan mengikuti kebenaran termasuk juga telah menyerahkan seluruh anggota tubuhnya menjadi hamba kebenaran. Berbalik 180 derajat, yang asalnya terjajah, dengan kata lain diperbudak, oleh dosa, tetapi sekarang menjadi hamba Allah dalam Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juru-selamat. Tuhan Yesus yang adalah Kebenaran (Yoh. 14:6), dan semua orang yang menerima-Nya sebagai Tuhan atau juga menjadikannya sebagai “Raja” tentu akan mengikuti apa pun yang diperintahkan-Nya. - Membawa Kepada Pengudusan.
Ada bagian yang diberikan Tuhan kepada mereka yang telah menjadi hamba kebenaran oleh karena dimerdekakan dari dosa yaitu berkaitan dengan tujuan Allah. Ayat di atas (Roma 6:22) tertulis “…beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan…” yang dalam versi AMP amplified bible sebagai “your benefit, resulting in sanctification [being made holy and set apart for God’s purpose]” membuat kita paham bahwa kita beroleh keuntungan dengan dijadikan kudus oleh Tuhan dan dipisahkan untuk tujuan Allah. Tujuan Allah inilah yang membuat hidup orang yang merdeka dari dosa sungguh-sungguh berarti dan tidak akan sia-sia karena ada di dalam rancangan-Nya yang sempurna.
Tuhan Yesus pada waktu masih di dunia pun berkata kepada Bapa di sorga supaya semua orang yang percaya kepada-Nya dikuduskan dalam kebenaran; firman-Nya adalah kebenaran (Yoh. 17:17, 19). Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa mereka semua yang telah dikuduskan-Nya itu juga diberi kemuliaan dan supaya sempurna menjadi satu bagian dengan Bapa di sorga sebagaimana Bapa dan Anak yang merupakan satu kesatuan (Yoh. 17: 22-23). Dengan demikian, kita sebagai orang-orang merdeka dalam Kristus telah mendapat pengakuan resmi, dalam hukum Ilahi yang dipersatukan oleh Tuhan Yesus dengan Bapa di sorga. Kita yang asalnya terbelenggu oleh dosa dan sekarang telah beroleh pembenaran dan pengudusan dan penebusan dalam Kristus Yesus Tuhan kita (1 Kor. 1:30). - Beroleh Hidup yang Kekal.
Hidup yang kekal hanya diperoleh bagi mereka yang telah dimerdekakan dari kuasa dosa, dan hidup yang kekal di surga itu merupakan karunia Allah yang hanya diperoleh dalam Kristus Yesus sebagai Tuhan (Roma 6:23; Kis. 4:12). Sesungguhnya orang yang beroleh kemerdekaan dalam Kristus inilah orang Kristen yang jiwanya telah merdeka yang sebenarnya. Hidup yang kekal dapat dirasakan sejak masih di dunia ini yaitu saat orang percaya kepada Yesus dan mengalami Kristus dalam hidupnya. Karenanya, orang Kristen yang merdeka seharusnya tidak lagi terikat oleh rasa ketakutan, kuatir, bimbang, dan cemas untuk selamanya. Demikian juga orang Kristen yang merdeka ini seharusnya tidak lagi terikat oleh kuasa dosa atau kutuk yang membuatnya hidup susah (seperti misalnya malas bekerja atau malas belajar dan malas beribadah), karena hidup dalam Kristus ada berkat dan penyertaan Tuhan senantiasa. Amin.