
Allah berfirman kepada Abraham, ”Dalam Ishak ( yang artinya tertawa) keturunanmu akan disebut.” (Kej 21:12). Iman adalah warisan yang besar, karena: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17). Selama 25 tahun Abraham menanti agar janji Allah untuk memberikannya seorang anak digenapi. Dia memandang kepada Allah, yang tidak pernah gagal, dan percaya kepada firman-Nya. Ketika kita berjalan dalam Roh, maka kita hidup di dalam janji-janji dan pikiran Allah dan kita bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.
Dapatkah seorang anak dilahirkan? Ya! Menurut hukum iman di dalam Allah yang telah berjanji. Tidak akan ada batasan ketika Anda menaruh iman Anda di dalam Allah. “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia.” (Roma 4:16). Anugrah atau kasih karunia adalah warisan Allah bagi jiwa-jiwa yang percaya.
Iman selalu menghasilkan kenyataan atau fakta dan fakta menghasilkan sukacita. Iman! Iman! Membuat kita tahu bahwa Allah ada, dan memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6). “Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.” (Roma 4:17). Mereka yang percaya kepada Tuhan tidak akan berkekurangan. Dia memberikan hidup kepada yang mati. Semakin Abraham ditekan, maka semakin bersukacitalah dia.
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. (Roma 4:19-21).
Abraham menjadi pewaris (pemilik) dunia berdasarkan iman (ayat 13). Allah memberikan kehidupan kepada apa yang telah mati. Semakin tidak ada harapan, semakin Abraham percaya dan berharap (ayat 18). Seandainya kita mengetahui nilai dari pencobaan-pencobaan yang kita alami, maka kita pasti akan memuji Allah karenanya. Di dalam dapur api penderitaan-lah Allah akan membawa kita ke tempat di mana Dia dapat memakai kita. Paulus berkata tentang kesukaran,”Aku akan tetap bersukacita.” (Lih. Filipi 1:18). “Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini adalah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus… (sehingga) Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku.” (ayat 19-20). Sebelum Allah memasukkan Anda ke dalam dapur api, Dia sudah mengetahui bahwa Anda akan berhasil melewatinya. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. (Lih. 1 Kor. 10:13).
Jika Anda mengetahui, bahwa baptisan Roh Kudus diajarkan dalam Kitab Suci, maka Anda jangan menyerah hingga Anda menerimanya. Jika Anda mengetahui adalah Alkitabiah, bahwa Anda disembuhkan dari setiap kelemahan- agar menjadi kudus dan murni, untuk menang di dalam setiap keadaan- jangan menyerah hingga Anda menjadi pemenang.
Jika Anda telah melihat wajah Allah, dan telah mendapatkan visi dan pewahyuan, jangan berhenti hingga Anda memperolehnya.
Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya. (Efesus 1:17-19)
Orang-orang kudus berbicara karena Allah memberikan kepada mereka kuasa dan kata-kata (Lih. 2 Petrus 1:21). Kita seharusnya menjadi tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok ini. (Lih. Filippi 2:15). Yesus adalah contoh Anak Allah yang kita teladani. Dia adalah pola Allah, buah sulung (1 Kor. 15:20), yang dilingkupi dengan kuasa. Anda harus bergerak dalam Nama-Nya, sehingga pada saat Anda menumpangkan tangan atas orang sakit, maka setan tidak memiliki kuasa, dan ketika Anda memberi perintah dalam nama Yesus, maka musuh harus menyingkir.
Tembok-tembok sedang runtuh.
Tembok-tembok sedang runtuh;
Oh, terpujilah Tuhan, pujilah nama-Nya.
Tembok-tembok sedang runtuh
Marilah kita berpegang pada firman Allah dan berdiri di atasnya sebagai kekuatan kita untuk melawan si jahat, hingga dia dipaksa untuk melarikan diri. (Lih. Yakobus 4:7) Amin, amin.
Smith Wigglesworth dalam buku Experiencing God’s Power Today.