
Ada dua perbedaan antara “Tinggal Bersama” dengan “Hidup Bersama”, Walaupun kedua kata tersebut mengkondisikan untuk berada dalam keterangan tempat yang sama. Bedanya yang satu ikut ambil bagian untuk mengusahakan dan terlibat , untuk berempati , saling melindungi, supaya ada pertumbuhan yang baik yang terjadi di dalam komunitas tersebut .
“Tinggal Bersama” Saya gambarkan seperti sebuah keluarga yang kehilangan gairah dan kasih mula-mulanya, dimana semua anggota didalamnya tidak mengambil peran dengan maksimal seperti seharusnya. Suami pulang kerja lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget, Istri lebih sering ngobrol di media sosial dan grup-grup sekolah dibanding bertukar pikiran dengan suami dan anak pun akan mencontoh orangtua mereka untuk mencari komunikasi di luar lewat game , tidak ada komunikasi rasa saling memiliki, rasa ingin membangun, ataupun mendidik dan mengisi karakter yang baik dalam “Tinggal Bersama”.
Beda dengan “Hidup Bersama”. Ada empati, belas kasihan, dan sebuah dorongan untuk berjalan bersama dengan tujuan bertumbuh dan jadi lebih baik setiap hari.
Seperti sebuah keluarga yang anggotanya mengambil peran yang baik, suami mendidik dan mengasihi istrinya. Istri menghormati suami dan memercayai suami. Anak punya rasa hormat dan keamanan di rumah karena melihat role model pernikahan yang harmonis.
Dan gambaran untuk “Hidup Bersama” ini tidak akan bisa dilakukan kalau kita tidak paham bahwa kita adalah bagian dari Tubuh Kristus.
Seperti Kristus telah “Hidup Bersama“ di dalam Firman, Roh Kudus, ketaatan dan kasih yang Dia gambarkan dalam Tritunggal Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Role model inilah yang harusnya menyadarkan kita, bahwa kita diciptakan untuk hidup bersama, berdampak, jadi berkat, jadi pemenang, a History Maker, dan terlebih bertumbuh di dalam kehidupan yang menyatu dengan kerupaan Bapa kita Yesus Kristus. Baik dalam “Hidup Bersama” keluarga, atau “Hidup Bersama” di dalam jemaat Allah.
Kolose 3:15-16
15. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
16. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Ketika kita memutuskan untuk “Hidup Bersama” ada satu tujuan yang membuat kita terus berjalan bersama dalam konteks Kolose 3 ini, dipanggil menjadi salah satu tubuh Kristus adalah yang menguatkan kita untuk terus “Hidup Besama”, sehingga tertanam dan bertumbuh di dalam kehidupan berjemaat bisa terjadi ketika gaya hidup untuk “Hidup Besama”, serupa dengan Kristus menjadi teladan gereja pada hari ini.