Praktek hidup berjemaat memang sangatlah penting yang tergambar melalui kehidupan jemaat gereja mula-mula, Kisah Para Rasul 4:32-37 yang berisikan teladan hidup komunitas yang sehat untuk diterapkan oleh seluruh umat Tuhan. Mengapa hidup berjemaat merupakan implementasi kehidupan rohani yang sangat penting?
Pertama, hal mendasar yang perlu kita pahami dari cara hidup jemaat pada waktu itu adalah mereka mengalami kesehatian dan kesejiwaan. Artinya, tercipta ikatan batin yang kuat dalam relasi antar individu di antara mereka. Selain itu, memberi indikasi, bahwa jemaat menjadi salah satu bagian dari tubuh Kristus yang unik dan saling memperhatikan sesuai kepentingan khusus masing-masing anggota tubuh Kristus (Rm. 12:4-6; 1 Kor. 12:12-27). Sebab faktor itu pula yang mengikis egosentris setiap anggota jemaat untuk dapat meminimalisir timbulnya konflik yang berpotensi memecah-belah keutuhan jemaat.
Kedua, sebagai cabang dari tanaman Tuhan, jemaat perlu tertanam dalam Tumbuh Bersama (Kol. 3:15-16; Maz. 133:1-3). Praktek hidup berjemaat pada perikop ini pun menjadi sebuah wujud dari iman yang berakar pada pengorbanan Kristus. Bagi mereka, iman kepada Kristus adalah yang terutama untuk dipertahankan, tertanam dan, seperti layaknya cabang tanaman, kita perlu senantiasa tinggal pada pokok tanaman utama, supaya jemaat tetap memperoleh supply sumber makanan hayati yang sehat untuk memberi pertumbuhan iman yang bugar dan dapat menghasilkan buah yang banyak baik secara personal maupun komunal.
Ketiga, oleh sebab itu, jemaat perlu menyadari bahwa menjaga kelangsungan hidup komunitas iman adalah sebuah kebutuhan demi kesehatan & pertumbuhan iman setiap umat Tuhan, sehingga jemaat dapat mengembangkan komunitas umat pemenang dalam seluruh pergumulan hidupnya (Ef. 4:13-16). Dengan begitu pembelajaran tentang perlunya menjaga keutuhan hidup berjemaat dan bergereja sebagai komunitas iman menjadi sasaran penting, dalam kehidupan berjemaat.
Setelah kita menyadari tentang pentingnya nilai komunitas bagi pertumbuhan iman, sekarang kita pun diajak untuk membentuk komitmen dalam menjaga serta mempertahankan keberlangsungan hidup bergereja sebagai wujud konkrit perkumpulan umat Tuhan. Jangan sampai kita terlena dengan keegoisan hingga melupakan kesehatan hidup berjemaat mau pun berkomunitas sebagai kumpulan orang percaya.
Sebagai Jemaat GBI Pasirkoja, kita seharusnya tidak boleh terisolasi dari tubuh Kristus lainnya, harus saling membagikan karunia-karunia dan juga hikmat yang kita terima dari Tuhan untuk membangun jemaat (1 Korintus 12:7). Menyembah Tuhan bersama, menyatukan suara dan roh dalam pujian. Mendengarkan firman Tuhan dari sesama jemaat, dan menumbuh kembangkan komunitas Care Cells yang sehat dalam memberi makanan secara spiritual. Doa bersama adalah sarana untuk saling berbagi beban, dan tempat untuk mendapatkan dukungan dan kekuatan dari “keluarga” jemaat Allah (Galatia 6:2).
Yang terakhir, kesaksian tentang karya Tuhan Yesus Kristus dalam hidup kita dapat menguatkan iman jemaat yang lain. Tuhan Yesus Kristus memberkati seluruh jemaat GBI Pasirkoja, AMIN!
Check Also
TEROBOSAN EKONOMI
Oleh: Pdt. Dr. A.L. Jantje Haans Setelah melewati Perayaan Natal GBI Pasir Koja, 25 Desember …